11 November 2012

Efek Sabu-Sabu

Jumpa lagi Sahabat ...



Kali ini Kami akan membahas mengenai sabu-sabu, narkoba yang lagi ‘naik daun’. Pasalnya, narkoba ini dianggap menjadi salah satu biang penyebab kecelakaan ‘Xenia Maut’ di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat ( Minggu, 22 Januari 2012).



Sabu-sabu adalah istilah yang digunakan untuk jenis narkoba metamfetamin. Saudara dekatnya adalah ekstasi, yang juga keturunan dari senyawa amfetamin.



Istilah sabu-sabu berasal dari Jepang, Shabu-Shabu. Di Amerika, lain lagi istilahnya, yaitu Ice, dan di Filipina, Glass.



Sabu-sabu berbentuk kristal putih seperti vetsin (penyedap rasa). Cara pemakaiannya yaitu dengan membakarnya di atas aluminium foil, kemudian asapnya diisap dengan Bong. Bong berbentuk seperti pipa yang di dalamnya berisi air.



Apa saja efek mengkonsumsi sabu-sabu?

CDC: Orang yang mengkonsumsi sabu-sabu akan merasakan gejala euforia, gelisah, tidak bisa diam, sulit tidur, hilang nafsu makan, dan paranoid . Jika dikonsumsi terus menerus, fungsi otak bisa terganggu dan dapat menyebabkan gila (psikosis). Efek sabu-sabu biasanya berlangsung 6 sampai 8 jam, kadang-kadang hingga 24 jam.



Pada orang yang putus obat, biasanya akan mengalami gejala berupa cepat marah, tidak tenang, cepat lelah, tidak bersemangat, dan selalu ingin tidur.



Bagaimana sabu-sabu bekerja dalam tubuh?

CDC: Sabu-sabu bekerja di sistem saraf dan menyebabkan peningkatan kadar dua jenis hormon, yaitu dopamin dan norefineprin. Peningkatan kadar kedua hormon tersebut akan membuat penderita cenderung memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan atau tindakan dengan lebih cepat dan lebih keras dari yang seharusnya. Rasa lelah yang luar biasa baru terasa jika efek obat sudah mulai menghilang.



Demikian Sahabat, semoga bermanfaat



Salam Sehat