31 Januari 2012

Bagaimana Hipertensi dapat Menyebabkan Stroke

Seringkali kejadian, seseorang terkena serangan stroke, padahal sebelumnya tidak memperlihatkan gejala penyakit berarti, hanya kadang-kadang sakit kepala dan nyeri tengkuk.

Kejadian seperti ini acapkali membuat penderita atau keluarganya tak percaya. Penderita hanya mengalami sedikit gejala tekanan darah tinggi, tapi koq bisa terkena stroke yang memberikan gejala sangat parah, tubuh lumpuh sebelah dan muka mencong.

Sebenarnya, apa hubungan tekanan darah tinggi dengan stroke? Untuk jelasnya, silakan simak tulisan berikut.

Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah naiknya tekanan darah di atas normal, yaitu di atas 140/90 mmHg. Gejalanya biasanya berupa sakit kepala, nyeri tengkuk, mudah marah, dan lain-lain.

Tekanan darah setiap saat berfluktuasi. Kadang-kadang agak turun, kadang-kadang meninggi, terutama jika konsumsi garam berlebihan.

Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar tekanan yang diderita oleh dinding pembuluh darah. Jika tekanan sedemikian tingginya, misalnya di atas 200/140 mmHg, maka pembuluh darah dapat pecah, terutama pembuluh darah kecil yang berdinding lebih tipis.

Stroke

Stroke adalah kondisi dimana pasokan darah ke jaringan otak terhenti. Penyebab utamanya ada dua, yaitu akibat sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Akibat terhentinya pasokan darah, maka beberapa saat kemudian jaringan otak mengalami kerusakan dan kematian. Gejala yang tampak pada penderita antara lain tubuh mati sebelah, susah bicara, bingung, tidak dapat melihat, susah berdiri atau berjalan, atau sakit kepala hebat. Gejala-gejala ini biasanya terjadi secara tiba-tiba.

Hubungan hipertensi dan stroke

Tekanan darah yang tinggi pada hipertensi akan memicu pecahnya pembuluh darah otak. Pada gilirannya, jaringan otak akan rusak dan timbul gejala-gejala stroke. Stroke akibat hipertensi termasuk ke dalam stroke hemoragik, atau stroke perdarahan.

Perlu diingat, bahwa hipertensi hanyalah salah satu penyebab stroke, diantara berbagai macam penyebab stroke lainnya.

22 Januari 2012

Tanda-tanda pubertas

Pubertas, atau sering hanya disebut puber, adalah masa peralihan dari fase anak ke fase dewasa. Masa peralihan ini disertai dengan proses pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, dan pematangan seksual.

Usia pubertas bervariasi untuk setiap anak. Tetapi umumnya, pada anak perempuan terjadi lebih awal, yaitu pada usia sekitar 8 sampai 14 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki pada usia 12 sampai 16 tahun.

Pubertas sangat berkaitan dengan produksi hormon seksual. Pada anak perempuan, hormonnya adalah  estrogen dan progesteron. Keduanya diproduksi di indung telur (ovarium). Pada anak laki-laki, hormonnya adalah testosteron, yang diproduksi di testis. Hormon-hormon inilah yang memicu pematangan alat reproduksi dan perubahan baik secara psikis maupun fisik.



Pada masa pubertas, pertumbuhan fisik terjadi sangat cepat. Biasanya, lonjakan pertumbuhan terjadi pada lengan, tangan dan kaki, yang menyumbang pada tinggi badan secara total.



Selain itu, anak mulai jerawatan. Penyebabnya adalah, hormon pertumbuhan yang aktif memicu kulit menjadi lebih berminyak dan lebih keringat, sehingga pori -pori mudah tersumbat dan mengalami infeksi. Untuk mengatasinya, wajah harus dirawat dan dibersihkan secara teratur.  



Pada anak perempuan, pubertas diawali dengan pembesaran p---dara dan pelebaran aerola (puting). Selain itu, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Beberapa waktu kemudian, anak akan mengalami menstruasi pertamanya (menarche). Pada tahap ini, secara biologis anak sudah siap hamil, walaupun secara psikologis belum.



Pada anak laki-laki, pubertas ditandai oleh pembesaran testis dan pertumbuhan p. Selain itu juga, tumbuh rambut di daerah kemaluan dan ketiak. Suara menjadi lebih dalam dan berat. Otot-otot mulai membesar dan muncul rambut di wajah. Anak juga mulai mengalami mimpi basah.



Demikian, semoga bermanfaat.

20 Januari 2012

Cara mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital

Dulu tekanan darah hanya dapat diukur oleh petugas medis; pasalnya, prosedurnya memerlukan keahlian dalam pengukuran. Metode yang umum digunakan adalah metode auskultasi (mendengar). Pada metode ini, dipakai stetoskop untuk mendengar bunyi nadi, serta manset yang dilengkapi dengan alat pengukur baik berupa aneroid (jarum) maupun air raksa.

Tetapi saat ini, dengan adanya tensimeter digital, siapapun dapat mengukur tekanan darah dengan mudah. Selain itu, pengukuran tidak terbatas di pusat layanan kesehatan, dapat juga dilakukan secara pribadi di rumah, di perjalanan, dan lain-lain.

Mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital tidak terlalu susah. Caranya antara lain sebagai berikut:

  1. Kenakan manset melingkar pada bagian lengan kiri atau kanan atas.
  2. Atur letak manset, sekitar 1 - 2 cm diatas siku.
  3. Kencangkan manset hingga pas di lengan.
  4. Duduklah dengan posisi badan tegak.
  5. Tekan tombol ON, maka perlahan-lahan manset akan terisi udara.
  6. Setelah mencapai tekanan maksimal yang telah diset sebelumnya, maka manset akan mengempis. Laju penurunan tekanan manset dan denyut nadi akan tampak di layar tensimeter.
  7. Pada akhir pengukuran, akan tertera hasil, yaitu tekanan sistolik dan diastolik, serta denyut nadi. Misalnya: 120/90 mmHg, dan denyut nadi 60 kali/menit.

Sekedar tambahan, sistolik adalah tekanan saat jantung memompa, sedangkan diastolik adalah tekanan saat jantung istirahat.

19 Januari 2012

Sindrom Premenstruasi (Premenstrual Syndrome)

Sindrom premenstruasi, ada juga yang menyebutnya sindrom prahaid, adalah kumpulan berbagai macam gejala yang muncul menjelang haid, biasanya 10 sampai 7 hari sebelum hari H. Gejala tersebut meliputi gejala fisik, psikologi, dan emosi.

Sindrom ini diduga berkaitan erat dengan perubahan hormonal, yaitu peningkatan kadar hormon estrogen menjelang hari menstruasi.

Sindrom premenstruasi dapat terjadi pada usia kapan saja, tetapi cenderung mencapai puncaknya pada akhir usia 20an atau awal 30an.

Gejala sindrom premenstruasi sangat beragam. Walaupun demikian, seorang wanita umumnya hanya mengalami beberapa gejala tertentu saja. Karena cenderung sama setiap siklusnya, gejala tersebut biasanya sudah bisa ditebak oleh penderitanya.

Selain itu, berat ringannya gejala juga bisa bervariasi untuk setiap siklus haid. Kadang-kadang berat, kadang-kadang ringan.

Gejala sindrom premenstruasi antara lain adalah gejala emosional yang meliputi rasa tegang, cemas, depresi, mudah menangis, gampang tersinggung dan mudah marah, perubahan selera makan, mengidam makanan tertentu, susah tidur, menarik diri, kurang konsentrasi, dll.

Sedangkan gejala fisik meliputi, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, kelelahan, berat badan naik akibat penumpukan cairan, perut kembung, payudara nyeri, jerawatan, susah buang air besar, atau bahkan sebaliknya, diare.

Untuk mengurangi keluhan sindrom premenstruasi, dokter biasanya memberikan satu atau beberapa jenis obat. Perlu diketahui bahwa, keberhasilan pengobatan sangat bervariasi untuk setiap wanita.

Beberapa obat yang biasanya diberikan antara lain antidepresan yang berguna untuk mengurangi gejala keletihan, ngidam makanan tertentu, atau gangguan tidur.

Selain itu, dapat diberikan obat nyeri seperti ibuprofen atau naproxen yang berguna untuk mengurangi kram perut dan rasa tidak nyaman di payudara.

Peningkatan berat badan karena cairan, bengkak, atau kembung, dapat dikurangi dengan pemberian obat pelancar kencing (diuretik).

Sedangkan untuk menstabilkan perubahan hormonal, atau menghentikan ovulasi, dapat digunakan pil KB kombinasi atau suntikan KB tiga bulanan.

06 Januari 2012

Apakah kencing manis (diabetes) penyakit keturunan?

Kencing manis atau diabetes adalah penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah, juga di dalam air kencing. Penyebabnya, tidak adanya atau rusaknya hormon insulin.

Tingginya kadar gula yang berlangsung lama akan memicu berbagai komplikasi, seperti kebutaan, luka yang tak kunjung sembuh, gangguan ginjal, dan lain-lain.

Bukan turunan

Kencing manis bukanlah penyakit keturunan seperti halnya buta warna, hemofilia, talasemia, dll. Pada buta warna misalnya, gen buta warna hampir pasti diturunkan ke anak-anaknya. Sedangkan anak yang orang tuanya normal tidak akan mempunyai gen buta warna.

Nah, pada kencing manis, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik mereka yang orang tuanya normal maupun yang orang tuanya menderita kencing manis. Hanya saja, orang yang memiliki orang tua yang kencing manis, mempunyai kemungkinan lebih besar terkena dibandingkan mereka yang orang tuanya normal. Inilah yang disebut faktor risiko.

Bagi orang yang memiliki faktor risiko dari orang tua, harus lebih waspada. Agar terhindar dari diabetes, orang tersebut harus mengelola faktor risiko lainnya, seperti menjaga berat badan agar tidak berlebih, mengatur pola makan, dan rajin berolah raga.

Selain itu, salah satu yang paling penting adalah rajin melakukan check up tahunan, terutama kondisi gula darah.

Demikian, semoga bermanfaat --yS--

05 Januari 2012

Pusing dan Sakit Kepala, apa bedanya?

Banyak orang yang menganggap pusing sama saja dengan sakit kepala. Padahal, kedua istilah ini mempunyai makna yang berbeda.

Berputar

Pusing adalah perasaan seolah-olah lingkungan sekeliling kita bergoyang atau berputar. Hal ini terjadi misalnya pada mabuk kendaraan atau mabuk laut.

Biang keladi pusing adalah terganggunya pusat keseimbangan yang ada di telinga dalam (koklea). Gangguan tersebut bisa terjadi spontan atau karena hal lain seperti hipertensi, anemia, atau cedera.

Di dalam bahasa medis, khusus sensasi berputar, baik merasa diri yang berputar maupun merasa lingkungan yang berputar, disebut dengan vertigo.

Nyut-nyutan

Sakit kepala adalah rasa nyeri di kepala. Kadang-kadang nyeri tersebut berdenyut-denyut, sehingga dikenal istilah "nyut-nyutan".

Sakit kepala terjadi karena ambang rangsang nyeri di kepala menurun. Penyebabnya bisa karena penyakit demam, anemia, dan lain-lain.

Dalam bahasa medis, sakit kepala disebut sefalgia.

--yS--