30 Desember 2007

Mencegah Munculnya Jerawat

Pepatah lama mengatakan, "mencegah lebih baik daripada mengobati". Tampaknya pepatah ini juga berlaku bagi jerawat. Jika jerawat sudah timbul, banyak kerugian yang akan terjadi. Rasa minder, biaya pengobatan, bekas di wajah, dan lain-lain. Oleh karena itu, lebih baik 'menghadang' jerawat sebelum ia benar-benar muncul di wajah kita.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar jerawat tidak muncul.

  1. Cuci muka dua kali sehari, satu kali setelah bangun tidur di pagi hari dan sekali lagi ketika akan tidur malam. Sebaiknya mencuci wajah dengan sabun khusus untuk wajah (misalnya sabun yang mengandung sulfur atau yang mengandung asam glikolat). Tindakan ini akan mengurangi minyak kulit yang berlebihan dan mengangkat sel kulit yang mati. Tetapi cuci muka terlalu sering juga tidak dianjurkan, karena kulit wajah dapat mengalami iritasi.
  2. Pilihlah kosmetik berbahan dasar air, bukan yang mengandung minyak. Hindari penggunaan kosmetik yang berlebihan.
  3. Bersihkan kosmetik di wajah anda setiap kali ingin tidur malam. Jika tidak, kosmetik akan menyumbat pori-pori wajah anda, sehingga dapat mencetuskan timbulnya jerawat.
  4. Mandilah setelah berolahraga atau bekerja berat. Minyak pada kulit dan keringat dapat menjadi media bagi kotoran dan bakteri.
  5. Minum cukup air, minimal 8 gelas sehari. Dengan demikian, kulit akan terjaga kelembabannya.
  6. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar.
  7. Berolahraga secara teratur agar peredaran darah menjadi lancar.
  8. Kelola stres dengan baik, karena stres dapat meningkatkan hormon androgen. Hormon ini akan merangsang kelenjar sabasea memproduksi lebih banyak sebum. Akibatnya jerawat lebih mudah muncul.

Demikian, semoga bermanfaat.

Bacaan :

  1. Republika (2003) : Mengatasi Jerawat. [30 Des 07].
  2. MayoClinic (2007) : Acne. [30 Des 07].
  3. DTC Health (2006) : Everyday Tips for Acne Prevention. [30 Des 07].

 

Uji Kehamilan dengan hCG Urine Strip

Saat ini sudah sangat mudah untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau tidak. Caranya cukup dengan melakukan uji dengan strip uji kehamilan.

Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang relatif murah, akurasi hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.

Prinsip uji kehamilan dengan hCG Urine Strip adalah mendeteksi hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh plasenta. Plasenta sendiri terbentuk  setelah terjadi pembuahan.

Produksi hCG biasanya dimulai setelah 6 hari pasca konsepsi (tertanamnya telur yang telah dibuahi di dinding rahim). Pada tahap ini kadar hCG biasanya masih rendah. Kadar hCG pada hari pertama terlambat haid biasanya sudah mencapai 100 mIU/ml. Kadar hCG sebesar ini sudah cukup untuk dideteksi oleh uji strip kehamilan. Kadar hCG akan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 8 minggu (usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid terkahir). Setelah itu berangsur-angsur turun dan kembali ke normal beberapa setelah melahirkan.

Adapun cara melakukan uji kehamilan dengan hCG urine strip adalah :

  1. Tampung air seni pertama di pagi hari setelah bangun tidur.
  2. Celupkan ujung strip maksimal satu menit ke dalam air seni yang telah ditampung.
  3. Angkat strip, tunggu hasilnya. Biasanya dalam waktu 1 – 3 menit, hasil uji telah diketahui.

Adapun interpretasi hasil uji dengan hCG urine strip adalah :

  1. Jika muncul 2 garis merah muda, berarti hamil.
  2. Jika hanya muncul 1 garis merah muda, berarti tidak hamil.
  3. Jika tidak muncul garis, berati strip rusak. Uji sebaiknya diulang dengan strip yang lain.

Demikian, semoga membantu.

Bahan Bacaan :

  1. About.Com (2007) : How Do Pregnancy Tests Work? (30 Des 07).
  2. Yahoo! Answer (2007) : How do pregnancy tests work? What is the exact mechanism? (30 Des 07).
  3. BabyHopes (2007) : How Do Pregnancy Tests Work? (30 Des 07).

 

28 Desember 2007

Vitamin C

Vitamin C termasuk salah satu vitamin yang akrab dengan keseharian kita. Dengan mudah kita menjumpainya di swalayan, toko obat, bahkan warung-warung tradisional. Biasanya, vitamin tersebut dipajang layaknya permen, dengan harga yang juga tidak beda jauh dengan permen.

Sediaan yang banyak beredar di pasaran adalah sediaan 500 mg. Kadang-kadang juga dijumpai sediaan 1000 mg. Rasanya pun bermacam-macam. Ada rasa jeruk, strawberi, anggur, dan lain-lain.

Fungsi vitamin C dalam tubuh cukup beragam. Selain sebagai antioksidan, vitamin C juga berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen adalah suatu protein yang turut membentuk tulang, tulang rawan, otot, dan pembuluh darah. Selain itu, vitamin C juga membantu penyerapan zat besi, dan membantu memelihara pembuluh darah kapiler, tulang dan gigi (Ohio State University,2004).

Vitamin C, sering juga disebut asam askorbat, merupakan vitamin larut air. Sifat inilah yang menyebabkan vitamin C tidak disimpan dalam tubuh untuk jangka waktu lama seperti halnya vitamin larut lemak (A, D, E, K). Karena tidak disimpan dalam tubuh, maka kita membutuhkan suplai vitamin C setiap hari.

Kebutuhan vitamin C harian yang dianjurkan berbeda-beda untuk beberapa negara. Di Inggris (Food Standard Agency) menganjurkan 40 mg sehari; di Kanada 60 mg sehari; di Amerika Serikat (National Academy of Sciences) 60 – 95 mg sehari. Sedangkan WHO mengajurkan konsumsi vitamin C 45 mg sehari. Batas tertinggi konsumsi vitamin C yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh menurut National Academy of Sciences adalah 2000 mg (Wikipedia,2007).
 
Kebutuhan vitamin C tersebut biasanya terpenuhi dari makanan sehari-hari, dengan syarat pola makan kita seimbang. Artinya, kita juga mengkonsumsi bahan makanan kaya vitamin C seperti lada merah, lada kuning, jambu, buah kiwi, brokoli, pepaya, strawberi, jeruk, bunga kol, bayam, kubis, dll (VitaminDeals,2007).

Jika dikonsumsi berlebihan, vitamin C biasanya akan segera dikeluarkan dari tubuh melalui air seni. Tetapi, jika konsumsi dalam jumlah berlebihan tersebut terjadi terus menerus, maka dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal atau batu kandung kemih. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan vitamin B12, gangguan pembekuan darah, kehilangan kalsium, diare dan perdarahan hidung (VitaminDeals,2007).

Referensi  :

  1. Ohio State University (2004) : Vitamin C (Ascorbic Acid). Dikutip 28 Des 2007.
  2. Wikipedia (2007) : Vitamin C. Dikutip 28 Des 2007.
  3. VitaminDeals (2007) : Vitamin C. Dikutip 28 Des 2007.

 

20 Desember 2007

Bruxism : Gemeretak Gigi Dikala Tidur

Bruxism adalah istilah medis dari gemeretak atau beradunya gigi-geligi, yang terjadi tanpa sengaja dan terutama timbul disaat tidur. Penderita bruxism disebut bruxers. Ada juga yang menyebutnya bruxomania.

Penyebab bruxism tidak sepenuhnya dimengerti. Pada orang dewasa, faktor psikologi dianggap berperan. Faktor tersebut antara lain (MayoClinic,2007) :

  1. Kecemasan, ketegangan, dan stress.
  2. Kemarahan yang terpendam, atau frustrasi.
  3. Tipe kepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif.

Sedang pada anak, bruxism dianggap berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Tetapi, beberapa ahli juga percaya bahwa faktor psikologi mempunyai andil terhadap timbulnya bruxism pada anak.

Walaupun bruxism dilaporkan terjadi pada 30% anak, yang sebagian besar berusia di bawah 5 tahun, kebanyakan diantara mereka akan sembuh setelah gigi susu mereka berganti dengan gigi tetap (MayoClinic,2007).

Pada beberapa kasus, bruxism tidak disebabkan oleh keadaan psikologi atau kondisi gigi dan rahang, tetapi merupakan komplikasi dari kelainan seperti penyakit Huntington dan Parkinson. Beberapa obat antidepresi tertentu juga dapat menimbulkan efek samping bruxism, tetapi hal ini jarang terjadi.

Biasanya, bruxism ringan dan tidak menimbulkan komplikasi serius. Tetapi pada beberapa orang, bruxism bisa berat sehingga menimbulkan :

  1. Kerusakan permukaan gigi akibat seringnya dan kuatnya gesekan.
  2. Gangguan sendi rahang
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri wajah
  5. Terganggunya tidur orang di sekitarnya.
  6. dll

Tujuan pengobatan bruxism adalah mencegah kerusakan gigi lebih lanjut, mengurangi nyeri akibat bruxism, dan mengurangi perilaku mengadu gigi semaksimal mungkin (MedlinePlus,2006).

Untuk mengurangi kerusakan gigi biasanya digunakan pelindung gigi. Alat ini terbuat dari bahan yang lunak. Dengan alat ini, gesekan langsung antar gigi atas dan bawah tidak terjadi.

Nyeri akibat bruxism dapat dikurangi antara lain dengan melakukan relaksasi dan pemijatan otot wajah dan rahang, bahu, dan leher, serta menghindari makanan yang keras seperti kacang-kacangan. Kompres dingin atau hangat juga dapat diberikan pada rahang yang membengkak.

Perilaku mengadu gigi atau bruxism kadangkala dapat dikurangi dengan manajemen stres, psikoterapi, mengubah perilaku (agresif, kompetitif, hiperaktif) dengan behaviour modification, biofeedback, dll.

Referensi :

  1. MayoClinic (2007) : Bruxism/Teeth Grinding. Dikutip pada 18 Des 07. http://www.mayoclinic.com
  2. MedlinePlus (2006) : Bruxism. Dikutip pada 18 Des 07. http://www.nlm.nih.gov

 

18 Desember 2007

Kontrasepsi Hormonal Untuk Ibu Menyusui

Kontrasepsi hormonal yang cocok untuk ibu menyusui adalah kontrasepsi yang tidak menyebabkan berkurangnya produksi air susu ibu. Dari dua golongan kontrasepsi hormonal yang banyak dikenal, pil mini dan KB suntik tiga bulanan termasuk kontrasepsi yang tidak mempengaruhi produksi ASI.
 
Berbeda dengan pil KB kombinasi dan KB suntik satu bulanan, yang mengandung hormon progesteron dan estrogen, pil mini dan KB suntik tiga bulanan hanya mengandung progesteron saja. Progesteron tidak mempengaruhi produksi ASI, sedangkan estrogen dapat menurunkan jumlah ASI.
 
Walaupun tidak mempengaruhi produksi ASI, Food and Drugs Administration (FDA) AS dan WHO menyarankan pemberian kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron, dilakukan 6 minggu setelah melahirkan. Alasannya, produksi ASI pada minggu-minggu awal setelah kelahiran, tergantung pada kadar progesteron yang rendah (Medela,2007;DeCostanzo,2007).
 
KB suntik tiga bulanan dikenal dengan nama Depo Progestin atau Depo Provera. Dalam sekali suntikan, obat KB ini akan terus berada dalam tubuh selama 3 bulan dan tidak bisa dihilangkan/dikeluarkan. Oleh karena itu, seringkali dianjurkan untuk menggunakan pil mini lebih dahulu sebelum mendapat KB suntik tiga bulanan. Jika selama penggunaan pil mini timbul efek samping, atau ASI berkurang, dll, maka obat KB ini dengan mudah dihentikan (Medela,2007).

Konstrasepsi hormonal lain yang cocok untuk ibu menyusui adalah implan progesteron. Implan dapat melindungi dari kehamilan selama beberapa tahun. Jika ibu ingin berhenti berKB, implan yang ditanam di bawah kulit dapat diangkat.

Referensi :

  1. Medela (2007): Contraception for The Breastfeeding Mother. Dikutip pada 18 Des 07. http://www.medela.com
  2. DeCostanzo A (2007) : Contraceptives During Breastfeeding. Dikutip pada 18 Des 2007. http://drugs.about.com

14 Desember 2007

Mencegah Batu Ginjal

Batu di dalam ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni. Tetapi batu yang lebih besar dapat menimbulkan hambatan atau bahkan sumbatan aliran air seni. Jika hal ini terjadi maka akan timbul berbagai macam gejala, yang antara lain : (eMedicineHealth,2007;Bupa,2006) :
  1. Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha. Rasa nyeri tidak berkurang walaupun penderita mencoba posisi-posisi tertentu, misalnya berbaring, membungkuk, dll. Penderita biasanya harus menggeliat menahan sakit. Bahkan karena rasa sakit yang amat sangat, seringkali penderita basah kuyup oleh keringat.
  2. Biasanya ada keluhan mual dan muntah.
  3. Walaupun tidak selalu, kadang kala dijumpai darah pada air seni. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka.
  4. Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing.
  5. Rasa sangat ingin kecing.
  6. Demam.

Sumber : eMedicineHealth (2007)

Batu ginjal atau batu saluran kemih umumnya timbul akibat berubahnya keseimbangan normal antara air, garam, mineral, dan zat-zat lain dalam air seni. Jenis zat yang meninggi kadarnya menentukan jenis batu yang terbentuk. Beberapa jenis batu menurut zat yang membentuknya adalah (Bupa,2006):

  1. Batu kalsium; batu jenis ini paling sering ditemukan. Bentuknya besar dengan permukaan yang halus. Dapat berupa campuran antara kalsium dengan oksalat atau kalsium dengan fosfat. Batu kalsium sering dijumpai pada orang yang mempunyai kadar vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang-orang yang menderita penyakit kanker, penyakit ginjal, atau penyakit sarkoidosis juga dapat menderita batu kalsium.
  2. Batu asam urat; permukaannya halus, berwarna coklat, dan lunak. Batu ini terbentuk akibat kadar asam urat pada air seni tinggi. Batu asam urat biasanya menyertai penyakit radang sendi akibat asam urat (gout arthritis).
  3. Batu struvite; batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Timbul akibat kadar amoniak dalam air seni tinggi. Amoniak yang tinggi biasanya terjadi akibat adanya infeksi saluran kemih, karena bakteri penyebab infeksi dapat menghasilkan amoniak.
  4. Batu sistin; berbentuk kristal kekuningan. Timbul akibat tingginya kadar sistin dalam urin. Keadaan ini terjadi pada penyakit sistinuria. Batu jenis ini jarang dijumpai, hanya satu diantara seribu. Batu sistin biasanya mengenai penderita usia 10 – 30 tahun.

Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan antara lain :

  1. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi.
  2. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalamam tergantikan dengan yang baru.
  3. Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu.
  4. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal.

Demikian, semoga membantu.

Referensi :

  1. eMedicineHealth (2007) : Kidney Stones. Dikutip : 14 Des 2007. (www.emedicinehealth.com)
  2. Bupa (2006) : Kidney Stone. Dikutip : 14 Des 2007. (www.bupa.co.id)

21 November 2007

Triase : Memilah Korban Bencana

Jika kita ditanya, apa yang akan kita lakukan jika kita berada di daerah bencana yang terdapat banyak korban? Sudah tentu jawabannya adalah segera memberikan pertolongan. Masalahnya terdapat begitu banyak korban dengan berbagai macam kondisi, mana yang perlu ditolong lebih dahulu?

Saat menemui banyak korban dengan jumlah penolong dan fasilitas yang terbatas, tindakan pertama yang perlu dilakukan agar usaha pertolongan berjalan efektif dan maksimal adalah memilah dan mengelompokkan korban berdasarkan beratnya cedera dan kemungkinannya untuk tertolong.

Sebenarnya, sistem pemilahan korban di lapangan telah dilakukan sejak tahun 1800an. Baron Dominique Jean Larrey ahli bedah Perancis yang menjadi bagian pasukan Napoleon (Bauty,2007) membuat sistem penilaian dan pengelompokan secara cepat korban yang terluka di medan pertempuran, baru kemudian mengevakuasi mereka.

Sistem penilaian dan pengelompokan tersebut dinamakan trier (Perancis, memilah). Dari sinilah istilah triage (Inggris), dan triase (Indonesia) diturunkan.

Saat ini triase sudah mengalami banyak perkembangan. Berbagai jenis sistim triase dibuat. Di Inggris dikenal Smart Incident Command System sedangkan di Amerika Serikat dikenal START (Simple Triage and Rapid Treatment) (Wikipedia,2007).

Sistem START dikembangkan pada tahun 1983 oleh Hoag Hospital dan the Newport Beach Fire Department, California. Sistem ini sangat sederhana, sehingga seseorang dapat melakukannya dengan sedikit latihan. Selain itu, dengan sistem START, penilaian terhadap setiap korban dapat dilakukan dalam waktu singkat (kurang dari satu menit) (CITMT,2001)

Dalam sistem START, korban dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Deceased, Immediate, Delayed, dan Minor.

Deceased (Hitam), korban ditinggalkan dilokasi mereka berada, ditutupi jika memungkinkan.

Immediate (Merah), merupakan prioritas pertama untuk dievakuasi karena membutuhkan pertolongan segera dalam satu jam pertama. Korban dalam kelompok ini berada dalam kondisi kritis dan akan meninggal jika tidak segera ditolong.

Delayed (Kuning), merupakan prioritas kedua. Evakuasi untuk korban kelompok ini dapat ditunda hingga seluruh korban kelompok Immediate telah dievakuasi.

Minor (Hijau), merupakan prioritas ketiga. Kelompok ini dievakuasi setelah seluruh korban Immediate dan Delayed selesai dievakuasi. Perawatan medis bagi korban Minor memungkinkan ditunda hingga beberapa jam. Korban biasanya dapat berjalan sendiri dan hanya memerlukan perawatan berupa pemasangan perban atau pemberian antiseptik.

Perlu diingat, status triase korban dapat berubah setelah beberapa saat. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan triase ulang (re-triase).

Flowchart penilaian korban dalam sistem START dapat dilihat di sini.

Demikian, semoga bermanfaat.

Referensi :

  1. Bauty LH (2007) : TRIASE: A Life-Saving System. Dikutip 20 Nop 2007.
  2. Wikipedia (2007) : Triage. Dikutip 20 Nop 2007.
  3. CITMT (2001) : START. Dikutip 20 Nop 2007.

 

18 November 2007

Rumus untuk Menghitung Berat Badan Ideal

Ternyata, rumus untuk menghitung berat badan ideal telah ada sejak lebih dari seabad lalu. Rumus berat badan ideal yang pertama dibuat oleh seorang ahli bedah Perancis bernama Dr. P.P. Broca pada tahun 1897 (Halls, 2005).

Seiring dengan berjalannya waktu, Rumus Broca telah mengalami berbagai modifikasi. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari tiga kutipan berikut.

Rumus Broca seperti yang dikutip dari tulisan Steven B. Halls (2005) adalah :

Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 15%
Pria: Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 10%

Sedangkan Rumus Broca yang dikutip dari publikasi di Website Depkes RI adalah :

Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg
Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus : Bobot badan ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg
Interpretasi : seseorang dikatakan underweight bila bobot badannya kurang dari 90% bobot badan ideal.

Lain lagi yang dipublikasikan di Pikiran Rakyat (2004) :

(Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100) , untuk usia <= 30 th
Tinggi Badan - 100, untuk usia > 30 th

Tetapi banyak orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu :

Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100)

Kemudian tahun 1974 Dr. BJ Devine mempublikasikan sebuah rumus baru untuk menghitung berat badan ideal. Rumus tersebut adalah (Halls, 2005) :

Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 50 + 2.3 kg per inch over 5 feet
Women: Ideal Body Weight (in kilograms) = 45.5 + 2.3 kg per inch over 5 feet

Rumus Devine ini sebenarnya dibuat untuk digunakan dalam dunia medis, yaitu menghitung dosis obat-obat tertentu seperti digoksin, teofilin, atau gentamisin. Tetapi kemudian penggunaannya semakin meluas. Sebagian besar rumus-rumus penghitung berat badan ideal yang dipajang di situs-situs internet menggunakan rumus ini.

Pada tahun 1983, Dr. JD Robinson mempublikasikan rumus penghitung berat badan ideal yang dimodifikasi dari rumus Devine (Halls, 2005).

Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 52 kg + 1.9 kg for each inch over 5 feet
Women: Ideal Body Weight (in kilograms) = 49 kg + 1.7 kg for each inch over 5 feet

Modifikasi rumus Devine juga dilakukan oleh Dr. DR Miller. Rumus tersebut adalah (Halls, 2005) :

Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 56.2 kg + 1.41 kg for each inch over 5 feet
Women: Ideal Body Weight (in kilograms) = 53.1 kg + 1.36 kg for each inch over 5 feet

Baik Rumus Devine, Robinson, maupun Miller tampaknya hanya tersedia dalam satuan inci dan feet (kaki). Sedangkan satuan dalam cm tidak penulis temukan saat tulisan ini dibuat.

Rumus lain yang banyak digunakan untuk mengetahui status berat badan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT atau BMI, body mass index). Rumus ini lazim digunakan di bidang kesehatan termasuk oleh WHO (World Health Organization).

Pada rumus IMT, status berat badan dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m). Rumusnya adalah :

IMT = BB / (TBxTB)

Jika nilai IMT sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut  :

Nilai IMT < 18,5 = Berat badan kurang
Nilai IMT 18,5 - 22,9 = Normal
Nilai IMT 23-24,9 =  Normal Tinggi
Nilai IMT 25,0 - 29,9 = Gemuk
Nilai IMT >= 30,0 =  Gemuk Banget
Sumber : Adaptasi dari Kriteria WHO

Contoh penggunaan rumus IMT : Misal, A mempunyai berat badan 60 kg dengan tinggi badan 1,69 m, maka IMTnya adalah 60 / (1,69x1,69) = 21,01. Dengan nilai IMT 21,01,  berat badan A termasuk dalam kategori normal.

Demikian, semoga membantu.

Referensi :

  1. Halls SB (2005) : About arithmetic formulas for calculating ideal body weight. Dikutip 18 Nop 2005.

 

16 November 2007

Demam Berdarah : Cegah atau Obati?

Sampai saat ini, pengobatan khusus untuk membasmi virus demam berdarah yang terlanjur menginfeksi tubuh belum ditemukan. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh virus, seperti demam, kebocoran pembuluh darah, turunnya tekanan darah, dan lain-lain. Virus sendiri diharapkan akan diatasi imunitas tubuh kita.

Efek yang ditimbulkan oleh virus seringkali berada dalam tingkat yang membahayakan jiwa penderitanya. Kebocoran pembuluh darah menyebabkan pendarahan hebat, yang kerapkali harus diatasi dengan pemberian cairan infus dan transfusi darah. Jika tindakan ini gagal, oleh karena keterlambatan pengobatan atau karena keadaanya memang sangat parah, penyakit ini dapat berujung pada kematian.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi virus DBD sangat penting.

Salah satu langkahnya adalah pemberantasan penular virus DBD, yaitu nyamuk Aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.

Metode pemberantasan yang banyak dikampanyekan adalah 3M Plus, menguras, menutup, dan mengubur. Plusnya banyak, antara lain : melakukan penyemprotan (fogging), menabur abate di tempat yang menampung air (abatisasi), memelihara ikan pemakan jentik, dll (Litbang Depkes, 2004).

Waktu yang dibutuhkan untuk berkembangnya telur menjadi nyamuk dewasa adalah sekitar 10 hari. Oleh karena itu, menguras bak mandi harus dilakukan kurang dari 10 hari, dianjurkan tiap seminggu sekali. Dengan demikian, jentik tak akan sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk betina dewasa yang sudah mengisap darah siap untuk bertelur. Nyamuk ini biasanya akan segera mencari tempat bertelur yang ideal, yaitu air yang jernih. Dengan menutup tempat penampungan air dan mengubur benda-benda yang dapat menampung air hujan, membuat nyamuk betina kehilangan tempat untuk menyimpan telurnya.

Jika tempat yang menampung air sukar untuk ditutup, penaburan bubuk abate perlu dipertimbangkan. Abate yang sudah ditaburkan akan segera menempel di dinding tempat penampungan air. Jika jentik menyentuhnya, jentik tersebut akan mati. Keamanan penggunaan abate telah diakui oleh WHO dan Depkes.

Jika di suatu daerah ada individu yang terinfeksi DBD, biasanya langsung dilakukan penyemprotan terhadap lingkungan sekitarnya, dibarengi pencarian jentik nyamuk. Penyemprotan berguna untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak mampu memberantas telur dan jentiknya. Selain itu, saat ini diperkirakan nyamuk Aedes sudah kebal terhadap insektisida yang disemprotkan ke sarang-sarang mereka.

Pakaian lengan panjang dan penggunaan antinyamuk oles (repellant) juga dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang memasuki daerah yang diperkirakan banyak nyamuk Aedesnya.

Ternyata, banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Tetapi, apapun cara pencegahannya, tujuannya adalah memberantas nyamuknya atau menghindar dari gigitannya. Jadi, apakah anda punya cara lain?

Referensi :

  1. Litbang Depkes (2004) : Demam Berdarah Dengue. Dikutip 16 Nop 2007.

 

14 November 2007

Katarak : Bila Lensa Mata Tak Lagi Jernih

Katarak adalah gangguan ketajaman penglihatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Penderitanya kerapkali mengeluh pandangan mereka seolah-olah terhalang kabut atau asap, sehingga mereka kesulitan melihat dengan jelas. Jika kita perhatikan bagian hitam bola mata mereka, biasanya di dalam sana terlihat benda berwarna keputihan atau kekuningan. Benda tersebut adalah lensa mata yang telah mengeruh.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Tetapi, yang paling sering adalah karena degenerasi lensa akibat bertambahnya usia. Degenerasi tersebut terjadi melalui dua mekanisme, yaitu (National Eye Institute,2007) :

  1. Penggumpalan protein lensa. Bahan pembentuk lensa sebagian besar adalah protein dan air. Jika protein tersebut mengalami penggumpalan, maka cahaya akan terhalang untuk sampai ke retina (sensor cahaya). Semakin banyak penggumpalan protein yang terjadi, semakin keruh lensa, hasilnya penglihatan semakin kabur.
  2. Perubahan warna lensa. Seiring dengan pertambahan umur, warna lensa akan berubah, menjadi kekuningan atau kecoklatan. Perubahan ini awalnya ringan, sehingga tidak mengganggu penglihatan. Semakin lama, perubahan warna bertambah berat sehingga penderita tidak lagi bisa membaca tulisan dengan jelas atau kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari.

Selain karena degenerasi lensa akibat pertambahan usia, kekeruhan lensa juga dapat disebabkan oleh hal lain, yaitu (Medem,2007) :

  1. Penyakit tertentu seperti diabetes.
  2. Cedera mata
  3. Obat, terutama golongan steroid
  4. Radiasi
  5. Paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama tanpa pelindung
  6. Operasi mata sebelumnya
  7. Faktor lain yang tidak diketahui

Selain penglihatan kabur, penderita katarak juga mengeluh silau, penglihatan warna memudar, sulit melihat pada malam hari, penglihatan ganda jika melihat dengan satu mata, dan sering berganti kacamata atau kontak lensa.

Untuk memperingan gejala biasanya dilakukan penggantian kacamata, penggunaan kacamata anti silau atau pencahayaan ruangan yang lebih terang,

Tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan katarak. Jika penglihatan semakin kabur sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari, penggantian lensa mata dengan lensa buatan dapat dilakukan. Operasi penggantian lensa tidak bersifat darurat, artinya katarak yang tidak dioperasi tidak akan menyebabkan kerusakan lain pada mata atau menambah kesulitan operasi di kemudian hari (Medem,2007). Hal ini sebaiknya didiskusikan dengan dokter mata anda.

Operasi katarak biasanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Operasi ini relatif tidak nyeri. Pembiusan hanya dilakukan di daerah mata dan sekitarnya (bius lokal), jadi pasien sadar saat operasi. 

Setidaknya ada dua teknik operasi katarak, yaitu (National Eye Institute,2007) :

  1. Phacoemulsification, atau phaco. Pada operasi ini, dilakukan sayatan kecil di pinggir kornea. Kemudian sebuah alat kecil (probe) dimasukkan melalui sayatan tersebut. Alat ini kemudian memancarkan gelombang ultrasonik sehingga lensa mata menjadi lunak. Dengan alat penyedot (suction), lensa yang melunak tersebut dikeluarkan. Sebagian operasi katarak sekarang dilakukan dengan teknik ini.
  2. Pembedahan Ekstrakapsuler. Sayatan pada operasi ini lebih panjang. Melalui sayatan yang dibuat, dokter akan mengambil lensa mata yang keruh dengan bantuan alat penjepit yang sangat kecil. Bagian lensa yang mungkin masih tersisa akan dikeluarkan dengan cara disedot.

Setelah lensa mata dikeluarkan, posisinya diganti dengan lensa buatan. Lensa ini lazim disebut lensa intraokuler (IOL, intraocular lens). IOL terbuat dari plastik, tidak membutuhkan perawatan, dan tertanam secara permanen di dalam mata. Setelah IOL terpasang dengan benar, penglihatan biasanya akan pulih kembali.

Pengangkatan katarak merupakan operasi yang umum dilakukan. Dikatakan, operasi ini merupakan salah satu operasi yang aman dan efektif. Angka keberhasilan operasi mencapai 90% (National Eye Institute,2007).

Referensi :

  1. National Eye Institute (2007) : Cataract. Dikutip 14 Nop 2007. 
  2. Medem (2007) : Cataract. Dikutip 14 Nop 2007.

13 November 2007

Cegukan (Hiccups)

Jika ada pertanyaan "Pernah cegukan?", maka sebagian besar kita akan menjawab ya. Memang, cegukan adalah gejala yang lazim terjadi pada setiap orang, mulai dari anak sampai orang tua.

Cegukan terjadi akibat gangguan pada diafragma. Diafragma adalah lembaran otot yang memisahkan paru-paru dengan rongga perut. Bentuknya seperti kubah.

Diafragma biasanya bekerja dengan sempurna. Saat kita menghirup udara, diafragma akan bergerak ke bawah. Gerakan ini, bersama gerakan otot pernapasan lainnya, menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru. Sebaliknya, ketika kita menghembuskan udara, difragma akan bergerak ke atas (KidsHealth,2006).

Tetapi, kadang-kadang diafragma mengalami gangguan. Pada cegukan, gangguan tersebut berupa spasme (kejang). Ketika spasme terjadi, diafragma secara tiba-tiba akan bergerak ke bawah. Hal ini akan diikuti dengan masuknya udara ke dalam paru-paru dan menutupnya klep tenggorokan (epiglotis) secara tiba-tiba. Proses inilah yang menimbulkan suara cegukan.

Cegukan dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain (WebMD,2005):

  1. Makan terlalu banyak atau terlalu cepat,
  2. Tertelan udara dalam jumlah besar
  3. Rokok dan alkohol
  4. Perubahan suhu lambung secara tiba-tiba. Hal ini bisa terjadi saat kita mengkonsumsi minuman hangat, langsung diikuti dengan minuman dingin.
  5. Stres emosional atau terlalu gembira.

Cegukan yang disebabkan oleh hal di atas biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Jika kita tak bisa menunggu lama sampai cegukan hilang, beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu menghentikannya. Cara tersebut antara lain (WebMD,2005):

  1. Tahan napas kemudian menghitung secara perlahan. Pada hitungan kesepuluh baru lepaskan napas.
  2. Bernapas pada kantong yang terbuat dari kertas beberapa kali.
  3. Minum segelas air dingin dengan cepat.
  4. Makan sesendok gula atau madu

Selain cegukan ringan yang sembuh sendiri seperti yang disebutkan di atas, terdapat jenis cegukan yang lebih berat. Cegukan yang tidak sembuh dalam dua hari dua malam (48 jam) disebut cegukan menetap (persisten hiccups), sedangkan cegukan yang tak kunjung sembuh walau sudah lewat sebulan disebut cegukan membandel (intractable hiccups).

Kedua jenis cegukan ini biasanya disebabkan oleh penyakit serius. Beberapa diantaranya adalah :

  1. Gangguan sistem saraf pusat, biasanya oleh kanker, infeksi, strok, atau kecelakaan,
  2. Gangguan metabolik tubuh, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal atau hiperventilasi pernapasan,
  3. Iritasi saraf kepala, leher, atau dada (nervus vagus atau phrenicus),
  4. Pembiusan atau pembedahan, atau
  5. Gangguan kesehatan mental.

Pengobatan cegukan menetap atau membandel dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Untuk mencari penyebab, biasanya diperlukan riwayat penderita, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Oleh karena itu, penderita cegukan menetap atau membandel sebaiknya memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan atau praktisi medis.

Demikian, semoga bermanfaat.

Referensi :

  1. KidsHealth (2006) : What Causes Hiccups? Dikutip 13 Nop 2007.
  2. WebMD (2005) :  Hiccups. Dikutip 13 Nop 2007.

 

10 November 2007

Deteksi Dini : Kunci Keberhasilan Pengobatan Kanker Payudara

Banyak orang beranggapan bahwa kanker termasuk kanker payudara adalah penyakit yang sukar disembuhkan. Anggapan ini mungkin benar, tetapi anggapan ini berlaku untuk kanker payudara yang sudah parah (stadium lanjut). Sedangkan kanker payudara stadium dini mempunyai kemungkinan sembuh sangat besar. Disebutkan, kanker payudara stadium I angka kemungkinan sembuh adalah 95%, stadium II sebesar 70%, stadium III sebesar 40 – 50 %, sedangkan stadium IV hanya sekitar 15% (Antara News,2007). Jadi, salah satu kunci keberhasilan penyembuhan adalah menemukan kanker payudara sejak dini.

Karena begitu pentingnya mendeteksi dini kanker payudara, maka saat ini dikembangkan metode-metode deteksi dini. Salah satunya adalah metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Metode ini sederhana, murah, dan dirancang untuk dilakukan sendiri.

Metode SADARI dianjurkan bagi wanita yang telah berusia 20 tahun. Metode ini sebaiknya dilakukan sebulan sekali yaitu seminggu setelah menstruasi. Bagi wanita menopause, tentukan tanggal tetap setiap bulannya.

Cara memeriksa payudara dengan metode SADARI adalah (Hikmah,2003):

  1. Berdiri di depan cermin, kemudian perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Kelainan tersebut dapat berupa keriput, lekukan, atau puting susu yang tertarik ke dalam. Jika menemukan kelainan ini, apalagi bila disertai keluarnya cairan atau darah di puting susu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan atau praktisi medis lainnya.
  2. Angkat kedua tangan dan letakkan di atas kepala. Perhatikan kembali kedua payudara. Lalu, bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi apakah ada kelainan.
  3. Selanjutnya berbaring di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan jari-jari tangan kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.
  4. Kemudian periksa apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
  5. Setelah itu coba periksa dan raba puting susu dan sekitarnya. Biasanya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan. Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah periksakan diri anda ke pusat layanan kesehatan.
  6. Ulangi langkah diatas untuk payudara dan ketiak kanan.

Selain metode SADARI di atas, bagi wanita berusia 20 – 39 tahun, sebaiknya mememeriksakan payudaranya ke dokter setiap 3 tahun, sedangkan bagi yang berusia 40 tahun ke atas, memeriksakannya setiap tahun.

Deteksi dini juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan mamografi, yaitu pemeriksaan payudara dengan memasukkan cairan kontras ke payudara kemudian di foto sinar X. Pemeriksaan mamografi untuk keperluan deteksi dini kanker payudara biasanya diperuntukkan bagi wanita usia 40 – 49 tahun dengan frekuensi 1 – 2 kali setahun dan usia di atas 50 tahun dengan frekuensi 1 kali setahun (Republika,2003).

Referensi :

  1. Antara News (2007) : Deteksi Dini, "Ujung Tombak" Penyembuhan Kanker Payudara. www.antara.co.id
  2. Hikmah (2003) : Deteksi Dini Kanker Payudara. www.pikiran-rakyat.com
  3. Republika (2003) : Deteksi Dini Kanker Payudara. www.republika.co.id

 

09 November 2007

Skor Apgar : Menilai Bayi dengan Cepat

Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor APGAR.

Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952.

Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan). (Wikipedia,2007)

Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007)

Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :

Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 — Warna kulit seluruh tubuh normal

Pulse (denyut jantung)
0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti

Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 — Bergerak aktif dan spontan

Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan.  Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.

Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004).

Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas.

Referensi :

1. KidsHealth (2004) : Apgar Score. www.kidshealth.org
2. MedicinNet (2007) : Apgar Score.  www.medicinenet.com
3. Wikipedia (2007) : Apgar Score. http://en.wikipedia.org

07 November 2007

Gastritis (Sakit Maag)

Jika anda mengalami gejala seperti ini, perih atau rasa terbakar pada perut bagian atas yang bertambah berat atau bahkan membaik setelah makan, mual, muntah, hilang nafsu makan, kembung dan bersendawa, rasa penuh pada lambung, atau hilang berat badan, mungkin anda terkena gastritis.

Gatritis sering juga disebut penyakit lambung (maag). Secara anatomi, lambung mempunyai lapisan pelindung di dinding dalamnya. Guna lapisan ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung dan menimbulkan peradangan (inflamasi).

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung, antara lain adalah (Mayo Clinic,2007) :

  1. Konsumsi alkohol atau kopi berlebihan;
  2. Merokok;
  3. Infeksi bakteri Helicobacter pylori;
  4. Pemakaian jangka panjang atau berlebihan obat-obat pereda nyeri golongan anti inflamasi non steroid (NSAID, non-steroid anti inflammation drugs) seperti asam mefenamat, ibuprofen, atau piroksikam;
  5. Stress akibat operasi besar, kecelakaan, luka bakar, atau infeksi yang parah;
  6.  .... dan lain – lain.
Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).

Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) :
  1. Antasid : Promag, Mylanta, dll. Antasid menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala.
  2. Penghambat asam (acid blocker): Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin.
  3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton). Sesuai dengan namanya, obat ini menghabat pompa di dalam sel penghasil asam. Contohnya adalah omeprazol, lansoprazol, dll.

Makan dengan porsi kecil dan sering seringkali membantu mengurangi gejala asam lambung. Selain itu, penderita gastritis sebaiknya menghindari makan makanan pedas, asam, atau berminyak.

Bagi perokok dan peminum alkohol, sebaiknya menghindari kedua bahan ini, karena keduanya dapat memperparah gastritis.

Jika anda harus mendapat obat pereda nyeri dalam jangka waktu lama, sebaiknya dipilih dari jenis parasetamol, bukan golongan NSAID.

Bagi yang harus mengkonsumsi obat-obat yang mengiritasi lambung seperti golongan NSAID, antibiotik siprofloksasin, dll sebaiknya meminumnya sesudah makan.

Jika gejala gastritis anda menetap atau memburuk, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anda.

Demikian, semoga bermanfaat.


Referensi :

1. Mayo Clinic (2007) :Gastritis. www.mayoclinic.com


04 November 2007

Hemodialisis : Bila Ginjal Tak Lagi Berfungsi

Setiap orang umumnya mempunyai sepasang ginjal, kiri dan kanan. Bentuknya seperti kacang polong dengan ukuran panjang sekitar 10 cm, lebar 5,5 cm, tebal 3 cm, dengan berat sekitar 150 gr (Wikipedia,2007).

Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain ureum, asam urat, dll. Hasil saringan kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk air seni, sedangkan darah yang telah bersih dikembalikan ke pembuluh darah besar untuk beredar kembali ke seluruh tubuh. Dalam sehari ginjal harus menyaring sekitar 170 liter darah.

Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni tubuh, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian.

Untuk mengatasi keadaan ini dibutuhkan hemodialisis, yaitu proses penyaringan darah dengan menggunakan mesin. Pada proses hemodialisis, darah dari pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut dializer. Setelah itu, darah yang telah bersih dikembalikan ke tubuh. Di dalam dializer, darah akan melewati membran yang berfungsi sebagai saringan. Sampah hasil penyaringan akan dimasukkan ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat. Selanjutnya, dialisat yang telah tercampur dengan sampah hasil penyaringan akan dipompa keluar, kemudian diganti dengan larutan dialisat yang baru (Nephrology Channel, 2001).

Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10% kapasitas ginjal normal. Selain itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli) (Haven,2005).

Pada gagal ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam. Selama ginjal tidak berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor. Tetapi, proses pencangkokan ginjal sangat rumit dan membutuhkan biaya besar.

Referensi :
  1. Nephrology Channel (2001) : Renal Replacement Therapy. www.nephrologychannel.com
  2. Haven L (2005) : Hemodialysis. Yahoo! Health.
  3. Wikipedia (2007) : Kidney. en.wikipedia.org

Hipertensi : Mengapa tak boleh makan garam?

Penderita hipertensi biasanya selalu diwanti-wanti untuk mengurangi konsumsi garam. Pasalnya, kadar garam yang tinggi dalam tubuh berakibat naiknya tekanan darah. Salah satu efek jangka pendek dan berbahaya dari tingginya tekanan darah adalah strok, sedang efek jangka panjang adalah pembesaran jantung.

Efek garam tidak sama pada semua orang. Hanya pada orang yang sensitif, garam menyebabkan tekanan darah tinggi. Jumlah orang yang sensitif ini sekitar 10% dari semua penduduk (Veracity,2005).

Bagaimana garam dapat meningkatkan tekanan darah? Jika kadar garam dalam darah meningkat, tubuh akan berusaha menetralkannya, yaitu mengencerkannya dengan air. Hal ini terjadi melalui dua mekanisme yaitu :
  1. Kadar garam yang tinggi dalam darah akan merangsang pusat haus di otak, sehingga seseorang akan minum lebih banyak air.
  2. Kadar garam yang tinggi juga akan menyebabkan pelepasan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang menyebabkan ginjal menyerap kembali sebagian besar air yang telah disaringnya, sebelum dikeluarkan menjadi air kemih.
Masuknya air dalam jumlah besar ke dalam pembuluh darah menyebabkan volume darah yang ada dalam sistem peredaran darah bertambah. Akibatnya, tekanan darah meninggi (WebBooks,2007).

Oleh karena itu, pada penderita hipertensi, membatasi garam sangat penting. Batas konsumsi garam yang dianjurkan American Heart Association tidak lebih dari 2.300 gr perhari (sebagai perbandingan, satu sendok teh mengandung sekitar 2.400 gr garam) (ClevelandClinic,2006). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang disponsori oleh U.S. National Institutes of Health menyimpulkan bahwa konsumsi makanan yang rendah lemak, kaya kalium dan kalsium, dengan garam tidak lebih dari 2.300 gr sehari pada penderita hipertensi ringan, akan menurunkan tekanan darah dalam jumlah yang sama seperti halnya jika dia minum obat antihipertensi (Nicholson,2007).

Catatan : Membatasi konsumsi garam hanyalah salah satu cara untuk mengontrol tekanan darah, masih banyak cara lain yang harus dilakukan yaitu olahraga teratur, kurangi berat badan bagi yang gemuk, berhenti merokok, dll.

Referensi :
  1. WebBooks (2007) : Hypertension. WWW.WEB-BOOKS.COM
  2. Veracity D (2005) : Blaming dietary sodium for high blood pressure is too simplistic. WWW.NEWSTARGET.COM
  3. ClevelandClinic (2006) : High Blood Pressure and Nutrition. WWW.CLEVELANDCLINIC.ORG
  4. Nicholson CR (2007) : Less Sodium, Lower Blood Pressure. WWW.DENVERPOST.COM

03 November 2007

Jerawat: Pencet atau Tidak?

Setiap orang punya persepsi berbeda tentang jerawat di wajahnya. Ada yang punya jerawat sekian banyak, tenang-tenang aja, tetapi, ada yang baru tumbuh satu bintik jerawat, sudah panik mencari cara menghilangkan si jerawat.

Banyak cara untuk menghilangkan jerawat, dari cuci muka teratur dengan sabun, ngolesin krim merk ini dan itu, sampai minum obat, baik yang dibeli bebas maupun yang dibeli dengan resep. Tetapi, beberapa orang punya cara lain, yaitu dengan memencet jerawatnya, ngeluarin komedo katanya. Nah, untuk hal yang terakhir ini terkadang membingungkan. Ada banyak artikel yang melarang kita mencet-mencet jerawat, artikel lainnya menyarankan agar komedo sebaiknya dikeluarkan.

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahami proses bagaimana jerawat bisa timbul.

Setidaknya ada empat faktor yang berperan terhadap timbulnya jerawat (Harper,2007).
  1. Hiperproliferasi epidermal folikuler; penumpukan sel kulit mati yang berlebihan di dalam pori-pori.
  2. Produksi sebum (cairan minyak) yang berlebihan;
  3. Aktivitas bakteri Propionibacterium acne;
  4. dan Inflamasi (peradangan)

Penumpukan sel kulit mati dan produksi sebum yang berlebihan dalam pori-pori menyebabkan pembentukan komedo. Komedo yang berada dalam pori-pori dengan muara masih terbuka mempunyai ujung berwarna hitam (blackhead), sedangkan yang berada dalam pori-pori yang muaranya tertutup ujungnya masih berwarna putih (whitehead).

Kadangkala komedo ini mengalami peradangan oleh karena aktifitas bakteri Propionibacterium acne atau melalui mekanisme lainnya. Infeksi sekunder oleh bakteri lain (stafilokokus, streptokokus, dll) juga dapat terjadi, terutama pada komedo yang sering diutak-atik dengan tangan. Jika infeksi sekunder terjadi, komedo biasanya disertai nanah, benjolannya bertambah besar dan mengeras, serta pada proses penyembuhannya dapat timbul bekas (parut, scar)

Komedo yang membandel yang tidak mau hilang dengan pengobatan biasanya harus dikeluarkan. Namun mengeluarkan komedo dengan memencetnya tidak disarankan. Alasannya, saat memencet jerawat, sterilitas prosedur pemencetan tidak terjamin sehingga dapat terjadi infeksi atau peradangan pada jerawat. Alhasil, jerawat bukannya sembuh, tapi tambah parah. Larangan memencet jerawat tidak hanya berlaku bagi komedo dengan pori-pori tertutup, tetapi juga pada komedo dengan muara pori-pori terbuka. Idealnya, mengeluarkan komedo dilakukan oleh dokter ahli kulit atau praktisi medis lainnya yang telah terlatih, dengan prosedur dan alat yang steril (AcneNet,2007).

Masalahnya, bagamana jika kita tinggal di daerah yang tidak ada dokter ahli kulit atau terkendala biaya pengobatan? Hal ini memang cukup dilematis.

Langkah yang bisa diambil antara lain adalah mencegah pembentukan komedo. Salah satu caranya adalah menjaga pori-pori tetap terbuka. Hal ini bisa diperoleh dengan cuci muka secara teratur, mengolesi dengan krim yang mengandung benzoil peroksida, atau cara lainnya (silakan googling di internet).

Jika komedo terlanjur terbentuk, dan anda ’terpaksa’ memencetnya, silakan cuci tangan dan wajah sebelum pemencetan. Jangan paksa mengeluarkan komedo yang setelah beberapa lama anda pencet namun tetap tak mau keluar. Tetapi harap diingat, apapun alasan anda memencet jerawat anda, tindakan ini tetap berisiko timbul infeksi, peradangan, dan parut pada wajah anda. Jadi pertimbangkanlah baik-baik.

Referensi :
  1. AcneNet (2007) : What is Acne? American Academy of Dermatology. www.skincarephysicians.com
  2. Harper JC (2007) : Acne Vulgaris. eMedicine. http://www.emedicine.com

24 Oktober 2007

Merokok: Bisakah Berhenti?

Rokok merupakan salah satu bahan addiktif. Artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat addiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak. Kemudian terjadi pelepasan hormon adrenalin, yaitu hormon yang dapat memacu semangat, ada yang menyebunya”fight and flight hormone” (Martin, 2004).



Nikotin juga menghambat pelepasan insulin, hormon yang memproses gula darah. Akibatnya, gula dalam darah sedikit lebih tinggi. Kadar gula darah yang tinggi ini akan menekan selera makan. Itulah sebabnya perokok berpikir bahwa merokok mengurangi rasa lapar (Martin, 2004).



Penelitian membuktikan bahwa nikotin meningkatkan kadar hormon dopamin, suatu hormon yang bertanggung jawab terhadap rasa senang dan bahagia. Efek nikotin terhadap hormon ini berlangsung singkat, hanya beberapa menit, sehingga perokok biasanya akan terus merokok sepanjang hari untuk mempertahankan efek ini (Martin, 2004).



Nikotin sangat mirip dengan hormon asetilkolin, yaitu hormon yang meningkatkan nafsu makan, mood, dan daya ingat. Ketika nikotin menempel ditempat yang semestinya ditempati hormon asetilkolin, maka efek tersebut juga ikut meningkat (Martin, 2004).



Nikotin juga merangsang pelepasan hormon endorfin beta, yaitu hormon yang mengurangi nyeri (Martin, 2004).



Ternyata begitu banyak efek ’baik’ nikotin. Namun dibalik efek ’menyenangkan’ tersebut, nikotin seperti halnya obat addiktif lainnya, mempunyai ”unpleasant withdrawal symptoms” (gejala yang tidak menyenangkan yang timbul akibat penghentian pemakaian). Gejala tersebut antara lain : gampang tersinggung, tidak sabar, benci, kecemasan, depresi, susah berkonsentrasi, resah, penurunan denyut jantung, dan peningkatan berat badan (AHA, 2007). Gejala ini akan menghilang jika kebutuhan tubuh terhadap nikotin dipenuhi. Makanya, perokok yang gelisah dan sulit konsentrasi misalnya, akan plong setelah merokok.



Rasa yang sangat menyenangkan saat merokok dan rasa yang sangat tidak mengenakkan saat tidak merokok menyebabkan perokok sangat sulit berhenti merokok. Tetapi, BERHENTI MEROKOK bukanlah hal yang mustahil.



Bagi yang ingin berhenti merokok, ikuti uraian di bawah ini :



MEROKOK merupakan interaksi dua faktor, yaitu ”KETERGANTUNGAN TERHADAP ROKOK (KTR)” dan ”TEKAD BERHENTI MEROKOK (TBM)”, dimana KTR lebih besar dari TBM.




MEROKOK = KTR > TBM



Jika anda ingin berhenti merokok, maka pastikan nilai TBM anda lebih besar daripada KTR.




BERHENTI MEROKOK = TBM > KTR



Beberapa hal yang harus diperhatikan dari interaksi TBM – KTR :


  1. Nilai TBM dan KTR tidak pernah tetap, tetapi selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.

  2. Sesaat setelah berhenti merokok nilai KTR masih tinggi, tetapi berangsur-angsur turun seiring dengan waktu. Tapi dalam perjalanan turunnya, fluktuasi masih sering terjadi, bahkan pada saat nilai KTR sudah nol, KTR dapat naik kembali, terutama saat ditawarin rokok sama teman atau diledekin oleh sahabat.

  3. Nilai TBM harus selalu berada diatas nilai KTM, kalau tidak program BERHENTI MEROKOK akan gagal.

  4. ...... dan lain – lain (silakan ditambah sendiri, siapa tau ada ide)


Jika anda sudah mempunyai TEKAD BERHENTI MEROKOK yang sangat besar, silakan cari saran atau artikel yang berkaitan dengan ”teknik berhenti merokok”. Berikut beberapa link yang dapat Anda kunjungi :


Demikian, semoga bermanfaat.




Referensi :



  1. Martin T (2004): Nicotine Addictive. WWW.ABOUT.COM

  2. American Hearth Association – AHA (2007): Nicotine Addiction. WWW.AMERICANHEART.ORG

23 Oktober 2007

Penanganan Awal Luka Bakar Ringan

Apa yang mesti dilakukan jika kita atau orang disekitar kita mengalami luka bakar? Mungkin kita terbiasa mengolesi luka tersebut dengan pasta gigi, minyak, margarin, kopi, atau ramuan lainnya yang kita anggap ampuh. Tujuannya, supaya lukanya dingin, tidak nyeri, lekas sembuh, dll.



Ternyata, mengolesi luka bakar dengan bahan atau ramuan tersebut tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah. Biasanya luka bakar jadi sukar dibersihkan, rentan terhadap infeksi (Marzoeki, 2007), bahkan penyembuhannya menjadi lebih lama.



Berikut langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan saat menemui kasus luka bakar :


  1. Jauhkan anggota tubuh dari sumber panas.

  2. Lepas pakaian atau perhiasan dari bagian yang terbakar. Pakaian atau perhiasan dapat menyimpan panas sehingga luka bakar menjadi lebih berat dan lebih luas.

  3. Kompres luka bakar dengan air dingin atau menyiramnya dengan air mengalir selama 15-20 menit. Air dingin berfungsi menetralisir suhu dan mencegah perambatan panas ke jaringan yang lebih dalam, sehingga kerusakan jaringan tidak semakin dalam. Air dingin juga akan mengurangi rasa nyeri (Moenadjat, 2001).

  4. Jika tersedia, luka dapat diolesi dengan obat oles seperti Bioplacenton®. Selain mengandung antibiotika, obat ini juga mengandung ekstrak plasenta yang mempercepat proses penyembuhan (Moenadjat, 2001).

  5. Jika luka cukup parah atau rasa nyeri sangat hebat, silakan bawa ke pusat layanan kesehatan untuk mendapat pereda nyeri dan antibiotik serta obat dan tindakan yang dibutuhkan lainnya.


Demikian, semoga bermanfaat.



Referensi :


  1. Moenadjat Y (2001) : Luka Bakar: Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

  2. Marzoeki D (2007): Pasta Gigi dan Gamping Bukan Langkah Tepat untuk Luka Bakar. Surya Online.

22 Oktober 2007

Bayi-Anak: Pola Pemberian ASI & Makanan

Pola pemberian makan pada bayi dan anak sangat berpengaruh terhadap kecukupan gizinya. Gizi yang baik menyebabkan anak bertumbuh dan berkembang dengan baik pula.

Pola pemberian makanan pada bayi dan anak (Depkes, 2005) yang disajikan berikut hanya panduan semata, silakan memodifikasi sendiri. Akan lebih baik jika anda berkonsultasi lebih dahulu dengan ahli gizi atau praktisi medis lainnya.

Bayi Baru Lahir
  • Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar, jangan berhenti menyusui, karena isapan bayi akan merangsang pembentukan ASI sekaligus merangsang rahim untuk mengecil (kontraksi). Kontraksi rahim akan mengurangi pendarahan.
  • ASI yang pertama keluar (kolostrum) segera diberikan pada bayi, jangan dibuang, karena banyak mengandung zat gizi dan zat kekebalan tubuh bagi bayi.
Umur 1 – 6 bulan
  • Selanjutnya, susui bayi sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya (on demand). Pemberian ASI minimal 8 kali sehari semalam.
  • Jangan memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI, bahkan air putih sekalipun (CAHD, 2004). ASI mengandung zat gizi yang cukup untuk kebutuhan bayi hingga umur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kekhawatiran bayi akan kurang gizi dan terganggu pertumbuhannya akibat mendapat ASI Eksklusif tidak terbukti (Kramer MS, 2002). Selain itu, bayi yang mendapat ASI Eksklusif jarang terkena penyakit saluran pencernaan seperti muntah dan diare (Kramer MS, 2002).
  • Susui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
Umur 6 – 12 bulan
  • Teruskan pemberian ASI. ASI diberikan lebih dahulu baru kemudian makanan pendamping ASI.
  • Makanan pendamping ASI diberikan 3 kali sehari. Makanan pendamping ASI dapat berupa bubur nasi yang dicampur telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, atau minyak. Saat ini, di toko-toko juga tersedia makanan pendamping ASI buatan pabrik.
  • Makanan selingan seperti kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dll diberikan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Ajari bayi makan sendiri dengan menggunakan piring dan sendok.
Umur 1 – 2 tahun
  • Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
  • Beri nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang, hijau, dll, 3 kali sehari.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
  • Bantu anak untuk makan sendiri.
Umur 2 – 3 tahun
  • Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.
  • Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
Demikian, semoga bermanfaat.

Referensi :
  1. Depkes – Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (2005): Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Indonesia Printer.
  2. Kramer MS, Kakuma R (2002) : The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding: A Systematic Review. World Health Organization (WHO).
  3. Child and Adolescent Health and Development – CAHD (2004) : Nutrition Infant and Young Child. World Health Organization (WHO).

21 Oktober 2007

Anak: Cara Pengobatan Diare di Rumah

Diare sering terjadi pada anak. Apalagi mereka yang hidup dengan tingkat kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang buruk serta gizi yang tidak memadai. Tetapi, pada dasarnya semua anak mempunyai kemungkinan terkena diare, apalagi jika sedang terjadi wabah.



Penting bagi orang tua untuk mengetahui cara-cara penanganan diare anak di rumah. Selain untuk mengurangi kekhawatiran, juga agar anak tidak jatuh ke komplikasi diare yang lebih berat (dehidrasi).



Berikut langkah-langkah untuk menangani diare anak di rumah (Depkes RI, 1999) :



Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya


  • Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit, makanan cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat, lebih baik beri oralit dan air matang daripada makanan cair.

  • Berikan cairan tersebut sebanyak yang anak mau. Untuk oralit dijelaskan di bawah.

  • Teruskan pemberian cairan tersebut sampai diare berhenti.


Tetap memberi anak makanan


  • Teruskan pemberian ASI

  • Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.

  • Bila anak berumur 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:



  1. Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.

  2. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.

  3. Berikan makanan segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik.

  4. Dorong anak untuk makan, berikan makanan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.

  5. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.


Bawa anak ke petugas kesehatan jika anak tidak membaik dalam 3 hari. Tetapi jika menderita hal berikut, anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan tanpa menunggu 3 hari.


  • Buang air besar sangat sering

  • Muntah berulang-ulang

  • Sangat haus

  • Makan dan minum sedikit atau tidak mau sama sekali

  • Demam

  • Keluar darah bersama tinja




Panduan pemberian oralit



Satu bungkus oralit dapat digunakan untuk membuat 200 ml (1 gelas) larutan oralit. Cara pemberiannya :


  1. Anak umur dibawah 12 bulan, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 0,5 gelas larutan oralit

  2. Anak umur 1 – 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 3 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1 gelas larutan oralit

  3. Anak umur 5 – 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1,5 gelas larutan oralit

  4. Anak umur lebih dari 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 12 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 2 gelas larutan oralit


Demikian, semoga bermanfaat.




Referensi :
Depkes RI – Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1999). Buku Ajar Diare. Jakarta.

20 Oktober 2007

Amandel : Mestikah Dioperasi?

Amandel atau pembesaran tonsil seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Pasalnya, selain sering kambuh, yang ditandai dengan demam, juga orang tua kadang-kadang mendapat ‘saran’ dari tetangga atau sahabat atau keluarga bahwa amandel anaknya harus dioperasi.



Walaupun operasi tonsil relatif lebih ringan (meskipun harus bius umum) dan lebih singkat (kurang lebih 30 – 60 menit dalam keadaan normal), tetap saja menjadi beban pikiran dan beban biaya bagi orang tua. Apalagi bagi yang membiayai sendiri perawatan kesehatannya alias non asuransi.



Kabar baiknya, tidak semua amandel harus dioperasi. Hanya sebagian kecil yang dianjurkan dioperasi, itupun jika memenuhi kriteria untuk operasi.



Menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (Ardyanto, 2006; ENTUSA, 2000), kriteria operasi amandel terbagi dua, yaitu kriteria mutlak operasi dan kriteria relatif (dipertimbangkan).



Kriteria mutlak operasi antara lain :


  • Pembesaran tonsil menyebabkan sumbatan jalan napas, sulit menelan, gangguan tidur (sleep apnea), atau menyebabkan komplikasi jantung dan paru-paru (akibat infeksi bakteri streptococcus).

  • Ada bisul ukuran besar di daerah sekitar tonsil yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau drainage (pengaliran nanah).

  • Peradangan tonsil yang mencetuskan kejang demam.

  • Keadaan tonsil sedemikian rupa sehingga perlu dilakukan pemeriksaan jaringan tonsil (biopsi untuk pemeriksaan patologi).


Sedangkan kriteria relatif operasi adalah :


  • Infeksi tonsil sedikitnya 7 kali dalam setahun, atau 5 kali dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut, atau 3 kali dalam setahun selama 3 tahun berturut-turut meskipun sudah diobati dengan benar.

  • Bau mulut atau nafas yang terus menerus akibat infeksi tonsil kronis yang tidak membaik walaupun sudah diobati.

  • Infeksi tonsil kronis atau sering kambuh oleh bakteri streptococcus yang sudah tidak mempan lagi terhadap antibiotika beta-laktamase.

  • Salah satu tonsil lebih besar daripada tonsil sebelahnya dan dicurigai sebagai tumor atau kanker.


Referensi :



  1. Ardyanto TD (2006): Kapan Operasi Amandel? http://tonangardyanto.blogspot.com

  2. ENTUSA (2000): Clinical Indications for Tonsillectomy & Adenoidectomy. www.entusa.com

Bayi : Jadwal Imunisasi

Bila anda baru saja dikarunia seorang anak, maka imunisasi adalah hal penting yang harus diberikan. Imunisasi adalah pemberian kuman penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Tujuannya adalah agar tubuh anak membentuk zat kekebalan terhadap kuman tersebut. Nah, suatu ketika saat kuman sebenarnya menyerang anak anda, dengan mudah tubuh menghalaunya. Akhirnya kuman tidak akan menimbulkan penyakit atau kalaupun si anak sakit, biasanya gejala sangat ringan.



Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah umur (Depkes RI, 2005):


  • 0 – 7 hari : Hepatitis B (I)

  • 1 bulan : BCG

  • 2 bulan : Hepatitis B (II), DPT (I), Polio (I)

  • 3 bulan : Hepatitis B (III), DPT (II), Polio (II)

  • 4 bulan : DPT (III), Polio (III)

  • 9 bulan : Campak, Polio (IV)


Untuk mendapatkan imunisasi bagi anak anda, di Puskesmas biasanya tersedia secara gratis. Silakan datang dan berkonsultasi dengan juru imunisasi (jurim) puskesmas.



Referensi :


  1. Departemen Kesehatan RI – Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (2005) : Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

18 Oktober 2007

Formalin Bukan untuk Makanan

Formalin adalah bahan kimia yang sudah tidak asing bagi kita. Sejak lama kita mengenal bahan ini sebagai pengawet yang ampuh, terutama untuk mengewetkan mayat. Apalagi, setelah heboh kasus penggunaan formalin sebagai pengawet makanan, kemudian kasus penyuntikan formalin ke tubuh siswa IPDN yang tewas ditangan seniornya, nama formalin semakin memasyarakat saja.

Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% - 40%.

Formalin sangat mudah larut dalam air. Jika dicampurkan dengan ikan misalnya, formalin dengan mudah terserap oleh daging ikan. Selanjutnya, formalin akan mengeluarkan (dehydrating) isi sel daging ikan, dan menggantikannya dengan formaldehid yang lebih kaku. Akibatnya bentuk ikan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, karena sifatnya yang mampu membunuh mikroba, daging ikan tidak akan mengalami pembusukan.

Formalin banyak dimanfaatkan dalam bidang, misalnya industri kayu lapis dan tekstil. Selain itu karena kemampuan desinfektannya, formalin juga sering digunakan untuk penyemprotan kandang ternak unggas.

Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Tetapi kenyataannya, hasil pemeriksaan Balai Pengawas Obat dan Makanan masih sering menemukan makanan berformalin yang beredar di pasar-pasar, baik pasar tradisional maupun supermarket atau hipermarket.

Makanan yang paling sering dibubuhi formalin yaitu mie, tahu, ikan asin, dan ikan segar. Mie yang berformalin tampak lebih kenyal dan mengkilat, mampu bertahan sampai 2 hari. Tahu yang berformalin lebih liat dan tidak mudah rusak, mampu bertahan 3-4 hari. Sedangkan ikan asin berformalin tampak lebih bersih dan tidak dirubung lalat.

Konsumsi formalin dosis besar dapat mengiritasi lambung sehingga dapat menimbulkan muntah darah, diare bercampur darah, kencing darah, dan menimbulkan kematian. Tapi ini jarang terjadi, kecuali ada yang nekat bunuh diri dengan menenggak formalin, atau tidak sengaja meminum formalin yang dikira air mineral.

Paling sering, keracunan formalin kronis, yang terjadi akibat memakan mi, tahu, ikan atau makanan lain yang diawetkan dengan formalin. Penyakit akibat keracunan kronis antara lain adalah kanker. Walaupun munculnya dalam jangka waktu lama, tetapi penyakit ini sangat menyiksa dan mematikan penderitanya.

Jadi, hati-hati mengkonsumsi makanan. Waspadai makanan formalin!

16 Oktober 2007

Probiotik, “Bakteri Baik” untuk Saluran Pencernaan

Sehari-hari kita pernah mendengar minuman mengandung “bakteri baik”. Dari iklan produk tersebut, kita diinformasikan bahwa “bakteri baik” ini akan menghalau “bakteri jahat” di saluran pencernaan kita.

Dalam dunia medis, produk minuman jenis tersebut disebut probiotik. Istilah probiotik dalam bahasa inggris berarti "favorable to life". Sedangkan WHO dan FAO mendefinisikan probiotik sebagai mikrorganisme hidup yang jika diberikan dalam jumlah yang cukup dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh.

Sebagian besar probiotik adalah bakteri yang mirip dengan bakteri yang terdapat dalam usus kita. Dua kelompok bakteri yang paling sering digunakan sebagai probiotik adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Bakteri lain yang juga dimanfaatkan sebagai probiotik adalah Escherichia coli dan Streptococcus salivarius ssp thermophilus. Sedangkan probiotik dari golongan jamur adalah Saccharomyces cerevisiae (boulardii).

Probiotik dianggap mampu mengobati diare (terutama yang disebabkan oleh rotavirus), mencegah dan mengobati infeksi saluran kemih, sindrom iritasi usus, mengurangi kemungkinan terkena kanker kandung kemih, dan mencegah eksim (dermatitis atopik) pada anak-anak. Selain itu, probiotik juga diduga meningkatkan kekebalan tubuh melalui stimulasi sel-sel tertentu di usus.

Dibalik manfaat yang begitu menjanjikan, probiotik masih menyimpan banyak pertanyaan untuk dijawab melalui penelitian. Beberapa diantaranya adalah golongan bakteri mana yang paling bermanfaat untuk kesehatan? Bagaimana kemampuan probiotik bertahan selama penyimpanan? Bagaimana bakteri tersebut mampu melewati lambung yang sangat asam? Apa yang terjadi pada bakteri tersebut dalam tingkat molekuler dan bagaimana interaksinya dengan tubuh sehingga dapat mencegah dan mengobati penyakit? dll...

02 Juli 2007

Mimisan atau Epistaksis

Rongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah. Pada rongga bagian depan, tepatnya pada sekat yang membagi rongga hidung kita menjadi dua, terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus Kiesselbach. Pada rongga bagian belakang juga terdapat banyak cabang-cabang dari pembuluh darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina.

Jika pembuluh darah tersebut luka atau rusak, darah akan mengalir keluar melalui dua jalan, yaitu lewat depan melalui lubang hidung, dan lewat belakang masuk ke tenggorokan.

Perdarahan hidung ini lazim disebut mimisan. Orang medisnya menamakannya epistaksis.

Mimisan Depan

Jika yang luka adalah pembuluh darah pada rongga hidung bagian depan, maka disebut 'mimisan depan' (=epistaksis anterior). Lebih dari 90% mimisan merupakan mimisan jenis ini. Mimisan depan lebih sering mengenai anak-anak, karena pada usia ini selapun lendir dan pembuluh darah hidung belum terlalu kuat.

Mimisan depan biasanya ditandai dengan keluarnya darah lewat lubang hidung, baik melalui satu maupun kedua lubang hidung. Jarang sekali perdarahan keluar lewat belakang menuju ke tenggorokan, kecuali jika korban dalam posisi telentang atau tengadah.

Pada pemeriksaan hidung, dapat dijumpai lokasi sumber pedarahan. Biasanya di sekat hidung, tetapi kadang-kadang juga di dinding samping rongga hidung.

Mimisan depan akibat :
  1. Mengorek-ngorek hidung
  2. Terlalu lama menghirup udara kering, misalnya pada ketinggian atau ruangan berAC
  3. Terlalu lama terpapar sinar matahari
  4. Pilek atau sinusitis
  5. Membuang ingus terlalu kuat
biasanya relatif tidak berbahaya. Perdarahan yang timbul ringan dan dapat berhenti sendiri dalam 3 - 5 menit, walaupun kadang-kadang perlu tindakan seperti memencet dan mengompres hidung dengan air dingin.

Beberapa langkah untuk mengatasi mimisan depan:
  1. Penderita duduk di kursi atau berdiri, kepala ditundukkan sedikit ke depan.
    Pada posisi duduk atau berdiri, hidung yang berdarah lebih tinggi dari jantung. Tindakan ini bermanfaat untuk mengurangi laju perdarahan. Kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir lewat lubang hidung, tidak jatuh ke tenggorokan, yang jika masuk ke lambung menimbulkan mual dan muntah, dan jika masuk ke paru-paru dapat menimbulkan gagal napas dan kematian.
  2. Tekan seluruh cuping hidung, tepat di atas lubang hidung dan dibawah tulang hidung. Pertahankan tindakan ini selama 10 menit. Usahakan jangan berhenti menekan sampai masa 10 menit terlewati. Penderita diminta untuk bernapas lewat mulut.
  3. Beri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu mengerutkan pembuluh darah, sehingga perdarahan berkurang.
  4. Setelah mimisan berhenti, tidak boleh mengorek-ngorek hidung dan menghembuskan napas lewat hidung terlalu kuat sediktinya dalam 3 jam.
Jika penanganan pertama di atas tidak berhasil, korban sebaiknya dibawa ke rumah sakit, karena mungkin dibutuhkan pemasangan tampon (kasa yang digulung) ke dalam rongga hidung atau tindakan kauterisasi. Selama dalam perjalanan, penderita sebaiknya tetap duduk dengan posisi tunduk sedikit kedepan.

Mimisan Belakang

Mimisan belakang (=epistaksis posterior) terjadi akibat perlukaan pada pembuluh darah rongga hidung bagian belakang. Mimisan belakang jarang terjadi, tapi relatif lebih berbahaya. Mimisan belakang kebanyakan mengenai orang dewasa, walaupun tidak menutup kemungkinan juga mengenai anak-anak.

Perdarahan pada mimisan belakang biasanya lebih hebat sebab yang mengalami perlukaan adalah pembuluh darah yang cukup besar.

Karena terletak di belakang, darah cenderung jatuh ke tenggorokan kemudian tertelan masuk ke lambung, sehingga menimbulkan mual dan muntah berisi darah. Pada beberapa kasus, darah sama sekali tidak ada yang keluar melalui lubang hidung.

Beberapa penyebab mimisan belakang :
  1. Hipertensi
  2. Demam berdarah
  3. Tumor ganas hidung atau nasofaring
  4. Penyakit darah seperti leukemia, hemofilia, thalasemia dll.
  5. Kekurangan vitamin C dan K.
  6. Dan lain-lain
Perdarahan pada mimisan belakang lebih sulit diatasi. Oleh karena itu, penderita harus segera dibawa ke puskesmas atau RS.

Biasanya petugas medis melakukan pemasangan tampon belakang. Caranya, kateter dimasukkan lewat lubang hidung tembus rongga belakang mulut (faring), kemudian ditarik keluar melalui mulut. Pada ujung yang keluar melalui mulut ini dipasang kasa dan balon. Ujung kateter satunya yang ada di lubang hidung ditarik, maka kasa dan balon ikut tertarik dan menyumbat rongga hidung bagian belakang. Dengan demikian diharapkan perdarahan berhenti.

Jika tindakan ini gagal, petugas medis mungkin akan melakukan kauterisasi. Langkah lain yang mungkin dipertimbangkan adalah operasi untuk mencari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan, kemudian mengikatnya. Tindakan ini dinamakan ligasi.

Catatan:
*Kauterisasi : proses untuk menghentikan perdarahan dengan cara membakar pembuluh darah yang sedang berdarah. Kauterisasi kimia menggunakan bahan kimia, yaitu AgNO3, sedangkan kauterisasi listrik menggunakan arus listrik.

25 Juni 2007

Alergi Makanan : Obat Terbaik, Hindari Pencetus

Jika anda mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut :


  1. Gatal di mulut

  2. Bentol merah, gatal atau timbul eksim di kulit

  3. Bengkak pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan atau bagian tubuh lainnya

  4. Bunyi mengik saat bernapas, hidung tersumbat, atau kesulitan bernapas

  5. Nyeri perut, diare, mual dan muntah

  6. Pusing atau pingsan


Setelah anda makan jenis makanan berikut :


  1. Telur

  2. Kacang

  3. Ikan

  4. Kerang, udang, lobster, atau kepiting

  5. Susu sapi, gandum atau kedelai (sering pada anak)

  6. Dan lain-lain


Kemungkinan anda alergi terhadap makanan tersebut; apalagi jika gejala tersebut senantiasa berulang setelah makan makanan yang sama.



Beberapa contoh makanan di atas mengandung suatu jenis protein tertentu. Misalnya, telur mengandung ovomukoid; kacang mengandung arachin, conarachin dan peanut-1; udang mengandung allergen-1 dan allergen-2; susu sapi mengandung betalaktoglobulin (BLG), alfalaktalbumin (ALA), bovin serum albumin (BSA) dan bovin gama globulin (BGG); ikan mengandung allergen-M; gandum mengandung albumin, pseudoglobulin dan euglobulin.



Pada orang normal, protein-protein tersebut adalah ‘teman’ bagi sistim kekebalan (imunitas) tubuh. Tetapi, pada orang alergi, sistim kekebalan tubuh mereka mengenali protein tersebut sebagai ‘musuh’ yang berbahaya dan harus segera disingkirkan dari tubuh.



Misalnya pada orang yang alergi telur. Saat pertama kali dalam hidupnya mengkonsumsi telur, sistim kekebalan tubuhnya akan mengenali ovomukoid telur sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh.



Sistim kekebalan tubuh kemudian memproduksi suatu antibodi terhadap ovomukoid yang disebut Immunoglobulin E (IgE).



Selanjutnya, jika ia makan telur lagi (dalam jumlah sedikit sekalipun), IgE akan segera mengenali ovomukoid telur, kemudian mengirim sinyal ke sistim kekebalan tubuh untuk mengeluarkan histamin dan beberapa senyawa kimia lainnya ke dalam aliran darah.



Histamin dan senyawa kimia tersebut dimaksudkan untuk menyingkirkan ovomukoid telur, tetapi pada kenyataannya juga berefek buruk terhadap bagian tubuh lainnya. Histamin adalah senyawa kimia yang sangat kuat, yang dapat mempengaruhi sistim pernapasan, sistim kardiovaskuler, sistim pencernaan dan kulit. Gejala yang ditimbulkan oleh histamin antara lain adalah hidung berair, gatal pada mata, kering tenggorokan, gatal dan timbul bentol merah pada kulit, mual, diare, susah bernapas, bahkan syok anafilaktik.



Untuk menghambat aktifitas histamin biasanya diberikan antihistamin. Beberapa contoh obat golongan antihistamin yaitu difenhidramin, CTM, setirizin, loratadin, feksofenadin dan lain-lain.



Obat lain yang digunakan untuk alergi biasanya disesuaikan dengan gejala yang timbul. Jika timbul sesak napas, diberikan oksigen dan obat-obat yang melonggarkan saluran pernapasan. Jika terjadi syok anafilaktik, yaitu turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang ditandai dengan kaki dan tangan dingin, bibir biru, serta pingsan, maka suntikan efineprin harus segera diberikan.



Obat-obat tersebut diatas hanya mengatasi gejala yang timbul akibat serangan yang sedang terjadi; tidak untuk menyembuhkan alergi. Artinya, jika lain kali orang tersebut makan telur, atau makanan lain yang pernah menyebabkan dia alergi, maka gejala alergi akan muncul kembali.



Walaupun demikian, tidak berarti sekali alergi tetap alergi. Pada beberapa kasus, anak-anak yang alergi terhadap susu sapi, telur ayam, gandum atau kedelai, saat dewasa, jika beruntung, akan terbebas dari alergi terhadap makanan tersebut.



Oleh karena sampai saat ini, obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan secara permanen belum ditemukan, maka langkah terbaik adalah mengenali makanan penyebab alergi kemudian menghindarinya.



Berikut beberapa tips seputar menghindari makanan penyebab alergi :


  1. Usahakan mengetahui jenis kandungan makanan atau minuman yang akan anda santap, baca labelnya dengan teliti.

  2. Berhati-hatilah saat makan di restoran, warung, atau pada acara kenduri. Jika ada makanan yang mengandung bahan yang membuat anda alergi, hindarilah.

  3. Carilah ‘persamaan kata’ bahan makanan yang membuat anda alergi. Misalnya, kasein untuk susu, gluten untuk gandum, minyak sayur hidrolisat untuk kacang, dll.

  4. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menyusun menu yang cocok dan seimbang.


Alergi makanan bukanlah bencana. Anda masih dapat menikmati hidup, walaupun tubuh anda alergi terhadap salah satu atau beberapa makanan. Anda hanya perlu mengatur jenis makanan yang anda makan.

05 Mei 2007

Langkah-langkah Menangani Luka Berdarah

Sebagian besar kita akan panik ketika melihat darah. Baik darah yang keluar dari luka orang lain, lebih-lebih lagi jika dari bagian tubuh kita sendiri. Bahkan, beberapa orang akan pingsan begitu memandang merahnya darah yang mengucur.



Mengetahui penanganan luka berdarah, sedikit banyak akan mengurangi kepanikan. Memang, rasa panik biasanya bersumber dari ketidaktahuan, baik terhadap cara penanganan luka maupun akibat yang ditimbulkan oleh luka.



Saat menjumpai kasus luka berdarah, beberapa hal yang perlu anda lakukan adalah :



Persiapan


  1. Cuci tangan anda dengan sabun sebelum melakukan tindakan, jika memungkinkan.

  2. Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui darah, seperti HIV dan hepatitis. Oleh karena itu anda wajib melindungi diri anda saat melakukan pertolongan. Beberapa hal yang penting diperhatikan :


    • Gunakan sarung tangan karet. Jika tidak tersedia anda dapat menggunakan kantong plastik.

    • Tutup mulut dan hidung anda dengan kain atau pakaian yang dililitkan di kepala yang ujungnya diikat tepat pada sebelah belakang kepala.

    • Gunakan kaca mata.

    • Jika mungkin, korban dapat menekan sendiri lukanya dengan kain atau kasa.

    • Anda hanya boleh menekan luka dengan tangan telanjang, jika keadaan benar-benar sangat darurat atau kucuran darah sangat hebat sehingga mengancam hidup korban.



Menghentikan Perdarahan


  1. Baringkan korban. Jika luka berdarah terjadi pada tungkai, usahakan bagian yang terluka tersebut diangkat sehingga posisinya lebih tinggi dari jantung.

  2. Singkirkan benda asing yang mudah terlihat dan mudah diambil. Tapi harus diingat, tindakan menghentikan perdarahan harus didahulukan sebelum luka dibersihkan dengan sempurna.

  3. Lepaskan kain yang ada disekitar luka. Buka gelang, cincin, jam tangan atau perhiasan lainnya. Jika tidak, saat terjadi pembengkakan, aliran darah akan terganggu oleh benda-benda tersebut.

  4. Tekan luka secara terus-menerus menggunakan kasa atau kain selama 15 menit. Sebaiknya lihat jam, karena 15 menit kali ini akan terasa lebih lama.

  5. Tahan perasaan ingin tahu apakah luka masih berdarah atau tidak, sabar dan tunggulah selama 15 menit.

  6. Jika darah menembus kasa atau kain yang digunakan untuk menekan luka, tambah kain atau kasa lain diatasnya.

  7. Pada luka ringan: Jika darah telah berhenti keluar, hentikan penekanan langsung pada luka tanpa melepas kain atau kasa. Jika darah keluar lagi setelah penekanan dihentikan, ulangi penekanan langsung pada luka selama 15 menit lagi. Jika darah tetap keluar setelah penekanan kedua dihentikan, penekanan dapat dilanjutkan 15 menit lagi. Jika darah tetap tidak berhenti keluar, segera bawa ke rumah sakit. Mungkin ada kelainan darah

  8. Pada luka berat: Jika perdarahan agak berat dan tidak berkurang atau berhenti setelah 15 menit, teruskan menekan luka dengan kain atau kasa. Tetap tinggikan bagian yang luka saat korban dibawa ke rumah sakit. Jangan ikat bagian atas luka dengan tali, kain, karet, dll. Tindakan ini dapat menyebabkan terhentinya aliran darah sehingga bagian tubuh dibawahnya akan mati. Pada beberapa kasus, tindakan yang salah ini dapat menyebabkan korban diamputasi.


Demikian, semoga membantu.

16 April 2007

Ciri-Ciri Anjing Rabies

Sampai saat ini, pengobatan penyakit rabies masih kurang memuaskan. Oleh karena itu, hal terpenting adalah melakukan pencegahan. Salah satunya adalah menghindari gigitan anjing terkena rabies.

Untuk itu, penting sekali untuk mengenali ciri-ciri anjing rabies. Anjing yang terkena rabies biasanya:
  1. Tampak tidak sehat, gelisah, dan agresif
  2. Keluar air liur berlebihan dan lidah terjulur
  3. Suka menyendiri dan berada di tempat gelap
  4. Ekor ditekuk diantara kedua kaki belakang
  5. Menggigit apa saja yang ada disekitarnya, baik benda-benda maupun orang, bahkan pemilik anjing yang selama ini akrab dengannya.
  6. Takut cahaya (fotofobi)
  7. Tidak mau makan dan minum tapi merasa sangat haus
  8. Takut air (hidrofobi)
  9. Takur suara

12 April 2007

Makan Coklat, Hipertensi Membaik

Makanan yang mengandung coklat terbukti efektif menurunkan tekanan darah.

Hal ini disimpulkan oleh sekelompok peneliti Jerman yang menganalisis beberapa penelitian tentang manfaat coklat untuk kesehatan.

Dalam analisisnya, mereka mereview penelitian mengenai efek makanan dari coklat, seperti coklat hitam atau susu coklat, terhadap tekanan darah. Dari lima penelitian yang dianalisis, empat diantaranya menunjukkan bahwa coklat dapat menurunkan tekanan sistolik maupun tekanan diastolik. Besarnya penurunan tersebut, rata-rata adalah 4,8 untuk tekanan sistolik dan 2,8 untuk tekanan diastolik.

Para peneliti mengatakan efek penurunan ini hampir sama dengan efek yang didapat jika minum satu jenis obat penurun tekanan darah seperti beta bloker atau ACE Inhibitor.

Saat ini penderita hipertensi disarankan untuk mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah. Keduanya jenis makanan ini mengandung polifenol atau flavonoid, yang dipercaya mempunyai manfaat bagi penderita tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskuler lainnya.

Coklat dan teh juga mengandung polifenol dengan kadar yang cukup tinggi. Tetapi polifenol yang dikandung coklat berbeda dengan polifenol yang terdapat pada teh. Polifenol coklat ternyata sangat efektif menurunkan tekanan darah, tetapi polifenol teh, termasuk teh hijau, tidak berefek apa-apa terhadap tekanan darah.




___________________________