22 Februari 2010

Terkena Cacar Air Lagi

Bisakah seseorang yang telah terkena cacar air terkena kembali?



Umumnya, setelah terkena cacar air seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup terhadap cacar air. Tetapi pada beberapa orang, virus dapat bersembunyi di serabut saraf. Suatu waktu virus akan menimbulkan gejala yang mirip dengan cacar air. Bedanya, gejalanya hanya mengenai bagian tubuh tertentu saja, disertai rasa nyeri amat sangat seperti terbakar.



Virus cacar air yang bangkit kembali disebut dengan penyakit herpes zoster. Gejalamya lebih berat, tapi pengobatannya hampir sama.



Semoga bermanfaat :)

20 Februari 2010

Gejala Cacar Air

Tanya:
Apa saja gejala cacar air?

Jawab:

Cacar air ditandai dengan munculnya bintik merah yang akan berkembang menjadi benjolan berisi cairan bening. Beberapa hari kemudian akan kempes atau pecah dan membentuk krusta. Benjolan biasanya pertama kali muncul di kepala atau wajah, kemudian badan, dan terakhir tangan dan kaki.

Gejala ini disertai gejala lain berupa demam, sakit kepala, malas makan, dan badan lemas.

Cara Penularan Cacar Air

Tanya:
Bagaimana cara penularan cacar air?

Jawab:
Cacar air dapat menular melalui hembusan napas penderita. Juga dapat menular melalui cairan dari vesikel (benjolan kulit berisi cairan bening) yang pecah.

Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui kontak dengan pakaian atau peralatan yang terkontaminasi dengan cairan vesikel.

Potensi penularan adalah sekitar 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah munculnya benjolan berisi cairan.

Cacar Air Pada Orang Dewasa

Tanya:
Bisakah orang dewasa terkena cacar air?

Jawab:
Cacar air paling sering mengenai anak atau remaja di bawah 15 tahun, terutama usia 5 sampai 9 tahun. Walaupun jarang, orang dewasa juga dapat terkena. Bahkan seringkali dengan gejala yang lebih berat.

Penyebab Cacar Air

Tanya:
Apa penyebab penyakit cacar air? Antibiotiknya apa?

Jawab:
Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster. Sebagaimana virus yang lain, virus ini tidak mati dengan antibiotik. Untungnya, sudah ada antivirus untuk cacar air, yaitu asiklovir.

14 Februari 2010

Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan 2

Setelah kita makan makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, ubi, dll, maka makanan tersebut akan segera dipecah menjadi karbohidrat yang lebih kecil, yaitu glukosa. Glukosa kemudian diserap di usus, lalu masuk ke peredaran darah, dan dengan bantuan hormon insulin, memasuki sel hati dan otot. Di sel tersebut, glukosa digunakan atau disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen.

Hormon Insulin

Jika hormon insulin tidak ada atau cacat 'produksi' sehingga tidak berfungsi dengan baik, maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibatnya, kadarnya tetap tinggi di dalam darah. Keadaan ini disebut hiperglikemia. Penyakitnya disebut diabetes melitus.

Hormon insulin sendiri diproduksi oleh kelenjar ludah perut (pankreas). Hormon ini dikeluarkan dalam jumlah tepat setelah adanya stimulus antara lain kadar glukosa yang meninggi dalam darah.

Tipe 1 dan 2

Ada dua jenis diabetes, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sel-sel pankreas yang memproduksi insulin dirusak oleh sistem pertahan tubuh kita sendiri. Istilahnya autoimun. Karena kerusakan tersebut, hormon insulin tidak diproduksi lagi.

Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada usia yang lebih muda, umumnya di bawah 40 tahun. Untuk bertahan hidup, penderita diabetes tipe 1 perlu mendapat suntikan insulin secara teratur sepanjang hidupnya.

Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi karena insulin yang diproduksi tidak dapat bekerja dengan baik. Penyebabnya bisa karena insulin yang diproduksi tidak cukup atau cacat, atau sel tidak sensitif lagi dengan insulin (insulin resisten).

Diabetes tipe 2 cenderung timbul di usia diatas 30 atau 40 tahunan dan angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Dibandingkan dengan tipe 1, diabetes tipe 2 lebih banyak terjadi, sekitar 85%.

13 Februari 2010

HBsAg, Anti-HBs, dan HBeAg, Penanda Penyakit Hepatitis B

HBsAg (hepatitis B surface antigen) adalah protein yang dilepaskan oleh virus hepatitis B yang sedang menginfeksi tubuh. Karena itu, protein ini dapat digunakan sebagai penanda atau marker terjadinya infeksi hepatitis B.

HBsAg dapat ditemukan baik pada penyakit hepatitis B akut maupun kronis. Pada kasus akut, HBsAg akan menghilang dalam waktu 6 bulan atau kurang. Sedangkan pada kasus kronis, HBsAg akan terus menerus ditemukan dalam darah lebih dari 6 bulan. Sekitar 97% orang dewasa muda yang terkena infeksi hepatitis B hanya mengalami fase akut, kemudian sembuh sendiri. Sisanya, terus berlanjut menjadi hepatitis kronis.

Lawan dari HBsAg adalah anti-HBS (hepatitis B surface antibody), yaitu antibodi yang dibentuk tubuh akibat rangsangan protein HBsAg. Gunanya untuk membantu melenyapkan virus hepatitis B. Pada orang yang hanya mengalami infeksi akut, dalam darahnya ditemukan anti-HBS. Kasus seperti ini juga disebut serokonversi anti-HBsAg. Berbeda halnya dengan mereka yang berlanjut ke hepatitis kronis, biasanya tidak ditemukan anti-HBS.

Ada dua jenis infeksi kronis hepatitis B, yaitu infeksi 'tenang' dan infeksi aktif. Pada infeksi tenang, virus hepatitis B bersembunyi dalam sel hati atau sel lainnya. Virus tidak memperbanyak diri atau kalaupun memperbanyak diri, jumlahnya sangat sedikit. Karena itu, dalam keadaan infeksi tenang, penderita tidak menularkan penyakitnya ke orang lain. Sebaliknya, pada infeksi aktif, virus aktif memperbanyak diri dan ditemukan dalam jumlah cukup besar di dalam darah. Pada tipe infeksi ini, penularan ke orang lain dapat terjadi. Di kedua jenis infeksi kronis ini, nilai HBsAg ditemukan positif. Untuk membedakannya harus dilakukan pemeriksaan protein virus lainnya yaitu HBeAg (hepatitis B e-antigen). Protein ini hanya ditemukan jika virus aktif bereplikasi (infeksi aktif).

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

HBsAg negatif: orang yang diperiksa belum pernah terpapar virus hepatitis B atau pernah terpapar tetapi hanya mengalami infeksi akut dan virus telah dilenyapkan.

HBsAg positif: penderita sedang mengalami infeksi tetapi tidak diketahui apakah dapat menularkan ke orang lain atau tidak.

Anti-HBs positif: penderita mempunyai kekebalan terhadap infeksi hepatitis B, diperoleh dari vaksinasi atau infeksi yang sembuh sebelumnya.

HBeAg positif: virus aktif memperbanyak diri dan penderita dapat menularkan virus hepatitis B ke orang lain.

HBeAg negatif : virus sedang tenang dan tidak aktif bereplikasi, penderita tidak dapat menularkan virus ke orang lain. Tetapi sebagai catatan, beberapa galur virus hepatitis B tidak memproduksi protein HBeAg walaupun sedang aktif memperbanyak diri.

02 Februari 2010

Bilqis: Atresia Bilier Berujung Sirosis

Beberapa hari terakhir, media ramai memberitakan mengenai Bilqis, bayi yang mengalami kerusakan hati dan membutuhkan transplantasi segera.

Oleh dokter, bayi mungil tersebut didiagnosis terkena sirosis hepatis (hati rusak total) akibat adanya kelainan bawaan yaitu atresia bilier.

Antara hati dan usus halus terdapat saluran yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya empedu yang diproduksi hati menuju usus. Jika saluran ini buntu, misalnya karena kelainan bawaan sejak lahir, disebut sebagai atresia bilier.

Empedu adalah cairan yang mengandung kolesterol, garam empedu, dan sampah metabolisme seperti bilirubin. Garam empedu berfungsi untuk memecah lemak yang kita konsumsi.

Empedu akan dilepaskan dari jaringan hati dan untuk sementara mengalir dan ditampung oleh kandung empedu. Baru pada saat makan, cairan empedu dipompa masuk ke dalam usus halus.

Jika saluran empedu buntu, maka empedu akan menumpuk di hati. Selain itu akan timbul warna kuning di kulit dan mata (ikterus/jaundice) akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah.

Gejala-gejala atresia bilier adalah nyeri perut kanan atas, air kencing berwarna gelap, demam, gatal, ikterus, mual muntah, dan tinja berwarna pucat.

Tujuan utama pengobatan atresia biliaris adalah menghilangkan ke'buntu'an. Pada kasus Bilqis, dilakukan operasi bypass, yaitu menghubungkan saluran yang tidak buntu langsung ke usus halus. Dengan demikian empedu dapat mengalir tanpa hambatan. Tetapi sayangnya, penumpukan cairan empedu yang berlangsung hampir 50 hari telah merusak jaringan hatinya secara permanen (sirosis). Untuk mengatasinya, pencangkokan hati (transplantasi) merupakan jalan terbaik.