16 Mei 2008

Anemia Defisiensi Besi (Fe)

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah di dalam tubuh kurang dari normal, atau sel darah merah kurang mengandung hemoglobin. Hemoglobin, yaitu protein yang banyak mengandung zat besi dan menyebabkan warna merah pada darah, berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh.

Ada beberapa jenis anemia, tetapi yang paling sering dijumpai adalah anemia defisiensi besi.

Pada anemia defisiensi besi, tubuh tidak mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin. Kurangnya hemoglobin menyebabkan oksigen yang mampu diantarkan oleh sel darah merah ke seluruh tubuh juga menjadi lebih sedikit.

Tubuh memperoleh zat besi dari makanan. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain adalah daging dan kerang-kerangan, juga makanan dengan tambahan zat besi. Suplai zat besi yang cukup dan berkesinambungan sangat penting untuk membentuk hemoglobin dan sel darah merah yang normal.

Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh setidaknya dapat disebabkan oleh tiga hal, antara lain :

  1. Perdarahan, baik karena suatu penyakit atau karena cedera.
  2. Makanan yang dimakan sehari-hari kurang mengandung zat besi.
  3. Zat besi yang dikonsumsi tidak mampu diserap oleh usus.

Anemia defisiensi besi juga dapat terjadi saat tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi, misalnya selama kehamilan.

Gejala anemia defisiensi besi dapat ringan, sedang, bahkan berat. Pada kasus yang ringan, terkadang tidak timbul gejala. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan kelelahan atau kelemahan yang berlebihan. Anemia defisiensi besi yang berat juga dapat menyebabkan gangguan yang serius pada anak-anak atau wanita hamil.

Pada anak-anak dapat timbul bising jantung dan gangguan tumbuh kembang. Selain itu anak menjadi rentan terkena infeksi dan mengalami gangguan perilaku.

Pada wanita hamil, anemia defisiensi besi dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah.