23 Januari 2011

Mengukur Kepadatan Tulang

Seperti bagian tubuh lainnya, tulang juga mengalami proses metabolisme; pembentukan jaringan tulang baru dan penghancuran jaringan lama. Jika proses ini terganggu, maka salah satu akibatnya adalah kepadatan tulang berkurang. Ujung-ujungnya tulang mudah patah.

Penurunan kepadatan tulang tidak terjadi serta merta, tetapi memerlukan waktu relatif lama. Oleh karena itu, jika penurunan dapat dideteksi secara dini, maka risiko patah tulang dapat dihindari.

Salah satu cara untuk mendeteksi berkurangnya kepadatan tulang adalah dengan pemeriksaan DEXA (dual energy X-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini relatif mudah dan radiasinya rendah. Cara kerjanya, mesin DEXA memproduksi 2 jenis sinar X; yang berenergi tinggi dan berenergi rendah. Kedua macam sinar X tersebut ditembakkan melewati tulang. Kemudian, sinar X yang telah melewati tulang diukur dengan detektor. Nah, dari hasil pengukuran dan perbandingan kedua jenis sinar X tersebut ditentukan kepadatan tulang.

Biasanya, pemeriksaan DEXA dilakukan pada dua tempat yaitu paha dan tulang belakang. Umumnya pemeriksaan berlangsung sekitar 10 sampai 20 menit dan tanpa rasa nyeri.

Orang-orang yang sebaiknya melakukan pemeriksaan kepadatan tulang adalah :

  1. Wanita menopause dan tidak mengkonsumsi pil estrogen.
  2. Mempunyai riwayat keluarga (ibu) patah tulang paha.
  3. Mempunyai kebiasaan merokok
  4. Wanita yang sangat tinggi atau sangat kurus.
  5. Menggunakan obat-obat tertentu seperti kortikosteroid (deksametason, prednison), obat anti kejang (dilantin, barbiturat), dll.
  6. Menderita diabetes tipe 1, penyakit hati, penyakit ginjal, atau riwayat osteoporosis pada keluarga.
  7. Gangguan hipertirodisme atau hiperparatiroidisme.
  8. Pernah patah tulang hanya karena trauma ringan.

Bacaan:

  1. http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=dexa
  2. http://www.webmd.com/osteoporosis/guide/dexa-scan