12 Juni 2008

Periode Jendela pada HIV

Memahami periode jendela (window period) pada infeksi HIV sangat penting karena pada periode ini, pemeriksaan HIV seperti ELISA, Western Blot, IFA, atau pemeriksaan lain yang mendeteksi antibodi anti HIV, menunjukkan hasil negatif, walaupun pada tubuh penderita telah bersemayam virus HIV.

Mengapa pemeriksaan tersebut memberikan hasil negatif padahal virus HIV telah berkembang dalam tubuh penderita? Jawabannya adalah karena pemeriksaan di atas mengandalkan pada pendeteksian antibodi yang dibuat oleh tubuh terhadap virus HIV. Padahal antibodi tersebut tidak serta merta diproduksi sesaat setelah virus masuk ke dalam tubuh, tetapi butuh waktu sekitar 2 sampai 12 minggu, dan pada sebagian orang, antibodi ini baru muncul setelah 6 bulan dihitung dari paparan HIV pertama kali.

Nah, rentang waktu antara paparan pertama kali dengan mulai diproduksinya antibodi anti HIV ini disebut periode jendela (window period).

Misalkan, seseorang melakukan aktifitas seksual berisiko tinggi tanpa pelindung (kondom) dan terinfeksi HIV pada Sabtu malam, kemudian Senin pagi melakukan pemeriksaan HIV, maka meskipun ia terinfeksi, hasilnya akan negatif. Bahkan, jika dia melakukan pemeriksaan setelah 1 sampai 2 bulan, kemungkinan hasil negatif masih ada. Jika pemeriksaan dilakukan setelah 3 bulan, kemungkinan negatif masih sebesar 3%. Lain halnya jika pemeriksaan dilakukan setelah 6 bulan, hasilnya hampir mendekati 100%.

Oleh karena itu, bagi orang yang curiga dirinya telah terinfeksi HIV akibat aktifitas seksual berisiko tinggi, walaupun hasil pemeriksaan masih negatif, hendaknya tidak melakukan aktifitas seksual dengan pasangannya (istri?), atau minimal menggunakan pelindung (kondom), sampai hasil pemeriksaan 6 bulan kemudian menunjukkan hasil negatif.

Bacaan :

  1. HIV infection and the window period.
  2. What is a window period?
  3. Window Period.