08 Januari 2009

Penyakit Jantung Koroner

Sebagian besar organ tubuh manusia dalam bekerja membutuhkan suplai darah yang mengandung makanan dan oksigen. Suplai ini biasanya dialirkan melalui pembuluh darah.

Demikian pula halnya dengan jantung, organ vital yang bertugas memompa darah ke seluruh penjuru tubuh. Organ ini membutuhkan suplai darah yang mengandung makanan dan oksigen agar otot-ototnya dapat terus bekerja.

Suplai darah untuk jantung dialirkan melalui pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Arteri ini akan bercabang-cabang dan memperdarahi seluruh bagian otot jantung secara merata.

Dalam keadaan normal, jumlah darah yang dapat dialirkan melalui pembuluh darah koroner seimbang dengan kebutuhan otot jantung.

Kebutuhan otot jantung terhadap suplai makanan dan oksigen bervariasi, tergantung pada berat tidaknya aktifitas jantung. Aktifitas jantung meningkat misalnya pada saat melakukan olahraga atau saat tegang. Pada keadaan ini kebutuhan makanan dan oksigen akan meningkat. Walaupun demikian, arteri koroner yang normal masih bisa melewatkan makanan dan oksigen dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan otot jantung.

Arteri koroner dapat mengalami penyempitan, disebut ateriosklerosis. Salah satu penyebabnya adalah penumpukan kolesterol pada dinding pembuluhnya. Dalam derajat ringan, penumpukan ini biasanya tidak bergejala. Jika penumpukan sudah lebih banyak sehingga diameter arteri koroner semakin mengecil maka suplai darah ke otot jantung akan terganggu. Gangguan ini dapat terlihat pada saat otot jantung harus bekerja lebih keras, dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Ditandai dengan rasa nyeri dada sebelah kiri, kadang-kadang menjalar ke bahu bahkan ke lengan kiri.

Jumlah dan beratnya penyempitan menentukan beratnya gejala yang dialami. Jika pembuluh darah koroner demikian sempitnya, maka aktifitas berjalan beberapa puluh meter pun dapat mencetuskan gejala nyeri dada.

Kadang-kadang, arteri koroner yang telah menyempit dapat tiba-tiba tersumbat total. Biasanya karena perlukaan pada bagian yang menyempit yang memicu reaksi pembekuan. Jika hal ini terjadi, maka sel otot yang diperdarahi oleh arteri koroner yang tersumbat akan mengalami kematian dalam beberapa menit (infark miokard). Jika daerah yang mati cukup luas maka aktifitas jantung dapat terhenti, sehingga dapat menimbulkan kematian mendadak.

Langkah pertama untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan adalah dengan melebarkan pembuluh darah koroner sehingga suplai darah kembali normal. Untuk itu digunakan obat-obatan seperti nitrogliserin atau isosorbid dinitrat (ISDN). Cara pemberian obat ini adalah dengan meletakkannya di bawah lidah. Kadang-kadang juga dilakukan injeksi streptokinase untuk menghancurkan sumbatan. Sayangnya obat ini hanya efektif jika sumbatan terjadi baru beberapa menit. Selain itu harganya pun relatif mahal.

Untuk mengatasi arteri koroner yang tersumbat secara permanen dilakukan berbagai macam teknik. Beberapa diantaranya adalah memasang pipa (stent) pada bagian yang menyempit. Selain itu melakukan operasi bypass, yaitu mencangkokan pembuluh darah tambahan yang diambil dari bagian tubuh lainnya sehingga darah mempunyai jalan alternatif jika pembuluh darah koroner menyempit atau tersumbat.

Jalan terbaik untuk menghadapi penyakit jantung koroner adalah dengan pencegahan. Caranya adalah olahraga secara teratur, makan dengan menu seimbang, menjaga berat badan, menghindari stress, tidak merokok, dll. Pendek kata, menerapkan pola hidup sehat.