21 Juni 2010

Obat HIV/AIDS

Dalam satu dekade terakhir, telah ditemukan beberapa jenis obat untuk mengatasi infeksi HIV. Obat-obat tersebut sering disebut sebagai HAART (highly active antiretroviral therapy). 

Walaupun obat HIV yang ditemukan semakin banyak dan canggih, tak ada satupun diantaranya yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS secara tuntas. Obat tersebut tujuannya hanya menghambat perkembangbiakan virus dan mengurangi kemungkinan timbulnya komplikasi atau kematian.

Pemberian obat biasanya dalam bentuk kombinasi, sekurang-kurangnya tiga jenis. Tujuannya adalah memperlambat timbulnya resistensi (kekebalan) virus terhadap obat.

Berikut beberapa jenis obat yang biasa digunakan :

  1. Golongan penghambat enzim reverse transcriptase, misalnya zidovudine (AZT/Retrovir), didanosine (ddI/Videx), zalcitabine (ddC/Hivid), stavudine (d4T/Zerit), lamivudine (3TC/Epivir), abacavir (ABC/Ziagen), emtricitabine (FTC/Emtriva), tenofovir (Viread), efavirenz (Sustiva), nevirapine (Viramune), and delavirdine (Rescriptor) dan Etravirine (Intelence).
  2. Golongan penghambat protease, contohnya ritonavir (Norvir), kombinasi lopinavir dan ritonavir (Kaletra), saquinavir (Invirase), indinavir sulphate (Crixivan), amprenavir (Agenerase), fosamprenavir (Lexiva), darunavir (Prezista), atazanavir (Reyataz), tipranavir (Aptivus), dan nelfinavir (Viracept).
  3. Golongan penghambat fusi dan entri, misalnya enfuvirtide (Fuzeon/T20) dan maraviroc (Selzentry).
  4. Golongan penghambat enzim integrase, contohnya raltegravir (Isentress).

Setiap golongan obat bekerja pada titik tertentu dari proses perkembangan virus. Ada pada tahap awal, misalnya penghambat fusi, ada pada tahap pertengahan misalnya penghambat enzim transcriptase, dan ada pada tahap akhir misalnya penghambat protease.

Sayangnya, obat-obat HIV kadang-kadang menimbulkan efek samping yang berat, antara lain turunnya jumlah sel darah merah atau putih, peradangan di pankreas, keracunan hati, bintik merah di kulit, gangguan pencernaan, kenaikan kadar kolesterol, diabetes, distribusi lemak tubuh yang tidak normal, dan nyeri saraf.

Diadaptasi dari eMedicineHealth.Com