06 Juni 2010

Ternyata Kopi Tidak Meningkatkan Konsentrasi

Jika selama ini kita menganggap bahwa secangkir kopi dapat meningkatkan konsentrasi, misalnya saat begadang, ternyata hal itu keliru. Anggapan meningkatnya konsentrasi setelah minum kopi ternyata hanyalah ilusi atau khayalan semata, karena sebenarnya konsentrasi hanya kembali ke tingkat normal setelah terjadinya efek samping yang disebabkan oleh kopi.

Sebuah penelitian di University of Bristol Inggris terhadap 379 sukarelawan membuktikannya. Tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi pada sukarelawan yang mendapat kopi dibanding mereka yang tidak mendapat kopi.

Sekitar setengah sukarelawan bukan peminum kopi atau orang yang jarang minum kopi. Sedangkan sisanya adalah pengopi sedang sampai berat.

Semua sukarelawan kemudian ditanya untuk mengukur tingkat kecemasan, konsentrasi, dan rasa sakit kepala, sebelum dan sesudah minum, baik kopi betulan maupun kopi boongan (plasebo).

Sukarelawan juga diberi ujian komputer yang mengukur daya ingat, perhatian, dan kewaspadaan.

Pengopi sedang sampai berat yang mendapat kopi boongan mengalami penurunan kewaspadaan dan peningkatan sakit kepala. Hal sama juga dialami pengopi sedang sampai berat yang mendapat kopi betulan.

Setelah beberapa lama, tingkat kewaspadaan diukur lagi. Ternyata pengopi sedang sampai berat yang mendapat kopi betulan meningkat konsentrasinya. Tetapi, peningkatan tersebut hampir sama kadarnya dengan yang terjadi pada orang yang bukan pengopi atau pengopi ringan yang mendapat kopi boongan. Hal ini menunjukkan bahwa kopi hanya menyebabkan konsentrasi kembali ke tingkat normal, bukan ke tingkat yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, berpikirlah dua kali sebelum menjadi pecandu kopi.

Penelitian ini dipublikasikan pada jurnal Neuropsychopharmacology, dikutip dari webmd.com.