26 Oktober 2008

Susu Melamin

Tampaknya, makanan bermasalah sudah akrab dengan keseharian kita. Beberapa waktu lalu, kita terperangah karena sebagian tahu, ikan asin, dan mie yang dijual di pasar bahkan swalayan telah diawetkan dengan formalin. Juga bakso yang sering kita konsumsi, ternyata ada yang di'renyah'kan dengan boraks. Belum lagi, daging yang dioplos, gorengan yang dicampur plastik, dll.

Kabar buruk teranyar, sebagian susu dan produk susu yang berasal dari negeri tirai bambu ternyata telah dicampur dengan melamin. Suatu bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat plastik, cat, lem, serta pupuk.

Untuk apa para produsen susu mentah mengaduk adonan susunya dengan bonus melamin? Pastinya, karena alasan usaha. Untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan modal yang sekecil-kecilnya.

Agar menjadi lebih banyak, susu mereka campur dengan air. Akibatnya, susu lebih encer. Jika ini langsung mereka jual pada perusahaan pengguna bahan baku susu, maka perusahaan tersebut tidak akan bersedia membeli. Pasalnya kandungan proteinnya rendah.

Nah untuk mengelabui para pemeriksa dari perusahaan pengguna bahan baku susu, sehingga terkesan kandungan protein susu dalam susu mentah tinggi, ditambahkanlah melamin. Senyawa ini jika diperiksa, seolah-olah adalah protein susu. Padahal melamin adalah zat yang tidak boleh dikonsumsi dan membahayakan tubuh.

Bagaimana mungkin melamin salah dideteksi sebagai protein? Ini memang kelemahan alat penguji, dimana alat tersebut hanya mendeteksi kadar nitrogen dalam susu mentah kemudian disetarakan dengan jumlah protein (tentunya dengan anggapan bahwa semua nitrogen tersebut adalah miliknya protein). Ternyata, produsen nakal lebih pintar. Mereka tahu bahwa melamin juga mempunyai kadar nitrogen yang tinggi, yaitu kira-kira 66%. Nah, dengan menambahkan melamin maka pihak penguji akan menemukan bahwa kadar nitrogen susu yang diperiksa sudah memenuhi standar, dan menyimpulkan, protein susu tersebut juga sudah sesuai standar.

Melamin, tidak hanya menipu para perusahaan pengguna bahan baku susu serta para regulator peredaran makanan, tetapi juga berefek sangat buruk bagi kesehatan. Zat ini dapat menjadi batu di ginjal. Batu-batu tersebut awalnya kecil-kecil, namun lama kelamaan akan semakin besar sehingga mengganggu fungsi ginjal, bahkan sampai mengakibatkan gagal ginjal total. Golongan yang paling rentan mengalami gangguan ini adalah bayi dan anak-anak.

Selain ginjal, para ahli juga menemukan bahwa melamin dapat mengganggu sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem kekebalan tubuh. Orang yang mengkonsumsi melamin dalam jumlah banyak mudah terkena infeksi bakteri atau virus.

Bahaya melamin bukannya tanpa bukti. Beberapa waktu lalu, Kompas memberitakan bahwa sekitar 6.244 anak di Cina jatuh sakit akibat mengkonsumsi susu bermelamin. Sebanyak 168 menderita gagal ginjal akut, dan 4 anak diantaranya meninggal.