15 Februari 2009

Penyakit Kencing Tikus

Anda boleh tersenyum membaca judul di atas. Tapi, penyakit ini memang ada .... dan tanpa penanganan yang tepat dapat menimbulkan kematian.

Dalam dunia medis, penyakit ini lazim disebut leptospirosis, sesuai dengan bakteri penyebabnya yaitu leptospira. Nama penyakit kencing tikus tampaknya diambil dari media penularannya, yaitu dominan melalui kencing tikus.

Bakteri leptospira yang keluar bersama kencing tikus dapat bertahan hidup di air selama beberapa minggu sampai bulanan. Pada musim hujan dan banjir, penyebaran bakteri ini semakin luas dan mudah berkontak dengan manusia. Oleh karena itu, insiden penyakit ini umumnya meningkat pada musim hujan atau banjir. Walaupun demikian, bisa saja timbul kasus saat musim kemarau.
 
Bakteri ini dapat menjangkiti manusia melalui berbagai macam rute. Misalnya, melalui luka kulit, selaput mukosa seperti mata dan hidung (saat mencuci muka), atau melalui air dan makanan.

Gejala awal infeksi leptospirosis pada manusia antara lain adalah demam tinggi, menggigil, sakit kepala, letih lemah lesu, muntah, mata merah, nyeri otot, dll. Gejala ini tidak spesifik dan seringkali menyerupai gejala penyakit lain seperti infeksi saluran napas akut, demam berdarah, dll. Oleh karena itu kadangkala sulit untuk membedakannya dengan penyakit-penyakit tersebut.

Seiring dengan perjalanan penyakit, akan timbul gejala-gejala khas leptospira seperti warna kuning pada mata dan kulit, nyeri tekan betis, serta perdarahan pada air kencing. Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada organ tubuh seperti otak, ginjal, dan hati.

Kunci keberhasilan penanganan penyakit kencing tikus adalah pengobatan dini sebelum penyakit menjadi parah. Obat yang dibutuhkan juga tidaklah khusus. Antibiotik spektrum luas yang banyak digunakan seperti amoksisilin, ampisilin, eritromisin, tetrasiklin, dll dapat membunuh bakteri ini.

Karena itulah, seringkali penyakit ini sembuh sebelum diagnosis leptospirosis bisa ditegakkan akibat pemberian antibiotik lebih dini sebagai terapi adjuvan.