22 Maret 2009

Chikungunya, Menyiksa tapi Tak Mematikan

Walaupun sebutan chikungunya kedengarannya agak asing, namun angka kejadian penyakit ini tidak seasing namanya. Hampir setiap tahun chikungunya merebak dan menjadi berita hangat di berbagai media.

Penyakit chikungunya mempunyai gejala yang tampaknya sangat berat. Gejala utama adalah demam, kadang-kadang mencapai suhu 40oC. Demam biasanya berlangsung 2 hingga 4 hari, sebelum berangsur-angsur normal. Juga dapat ditemukan bintik merah di sekujur tubuh dan tungkai.

Gejala lain yang sangat menyiksa adalah nyeri persendian dan nyeri otot. Persendian yang sering terkena adalah sendi lutut, sendi tulang belakang, sendi pergelangan tangan, sendi jari tangan dan kaki, dan sendi-sendi lainnya. Nyeri sendi ini sering dirasakan sangat berat, sehingga seolah-olah penderita merasa akan mengalami kelumpuhan.

Walaupun begitu, kematian akibat penyakit ini jarang terjadi.

Biang penyakit chikungunya adalah virus chikungunya. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang juga menularkan penyakit demam berdarah.

Sampai saat ini belum tersedia obat maupun vaksin untuk mengatasi virus chikungunya. Untungnya, tubuh mempunyai pertahanan yang cukup kuat untuk melenyapkan virus ini.

Tindakan yang ditempuh dalam menghadapi penyakit chikungunya adalah memperbaiki keadaan umum penderita dan mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul seperti demam dan nyeri tulang, sambil menunggu virus dieliminasi oleh sistem kekebalan tubuh. Penderita biasanya dianjurkan beristirahat, minum yang banyak, dan makan makanan yang bergizi. Sedangkan obat-obatan yang dapat diberikan adalah parasetamol, ibuprofen, naproxen, dll.