15 Agustus 2008

KB Sistem Kalender atau Pantang Berkala

Sejarah KB sistem kalender bermula saat Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman memperkenalkan sistem ini pada tahun 1931. Sistem KB ini kemudian mengalami beberapa penyempurnaan dan terus digunakan hingga sekarang.

Dasar pemikiran ditemukannya KB sistem kalender atau pantang berkala cukup sederhana. Dalam setiap siklus haid seorang wanita, terdapat masa subur dan masa tidak subur. Masa subur berkaitan dengan pelepasan sel telur, yang biasa disebut ovulasi. Menurut Knaus, ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat, ovulasi bisa saja terjadi antara 12 dan 16 hari sebelum haid. Ogino juga menyatakan bahwa sel telur hanya dapat dibuahi dalam beberapa jam setelah ovulasi.

Dari temuan di atas, disimpulkan bahwa masa subur terjadi di sekitar pertengahan siklus haid. Karena masa subur ada di pertengahan, maka masa tidak subur mengapitnya. Artinya, dalam satu siklus haid, ada masa tidak subur sebelum ovulasi (pre ovulatory infertile) dan ada masa tidak subur sesudah ovulasi (post ovulatory infertile). Nah, pada kedua masa tidak subur inilah hubungan seksual tidak menyebabkan kehamilan.

Penentuan Masa Tidak Subur

Cara menghitung masa tidak subur cukup mudah. Pertama-tama, selama 12 bulan, lama siklus haid dicatat. Siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid sampai dengan satu hari sebelum hari pertama haid berikutnya. Dari catatan tersebut akan terlihat apakah siklus haid teratur atau tidak. Bagi yang mempunyai siklus haid tak teratur, harap diperhatikan jumlah hari masa haid terpendek dan jumlah hari masa haid terpanjang.

Kemudian, setelah catatan siklus haid diperoleh, tinggal menghitung lama masa tidak subur. Menghitung masa tidak subur sebelum ovulasi adalah dengan cara mengurangkan masa haid terpendek dengan 21. Angka 21 berasal dari penjumlahan lama pematangan sel telur (16 hari) dan kemampuan hidup sel sperma dalam rahim (5 hari). Misalkan, masa haid terpendek adalah 28 hari, maka masa tidak subur sebelum ovulasi adalah hari pertama sampai hari ketujuh (28-21). Jika masa haid terpendek 25 hari, maka masa tidak subur adalah hari pertama sampai hari keempat (28-25).

Penghitungan masa tidak subur setelah ovulasi tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya pada masa haid yang digunakan dan angka pengurang. Masa tidak subur setelah ovulasi dihitung dengan cara mengurangkan masa haid terpanjang dikurangi 9. Angka 9 diperoleh dari pengurangan lama pematangan sel telur terpendek (11 hari) dengan kemampuan hidup sel telur (2 hari). Misal, masa haid terpanjang adalah 28 hari, maka masa tidak subur setelah ovulasi mulai hari ke 19 sampai haid berikutnya. Jika masa haid terpanjang 30 hari, maka masa tidak subur mulai hari ke 21 sampai haid berikutnya.

Efektifitas

Efektifitas KB sistim pantang berkala tergantung pada beberapa hal. Pertama, kelengkapan data siklus haid. Semakin lengkap datanya, semakin akurat perhitungan masa tidak suburnya. Kedua, kedisiplinan dan kerjasama antara suami istri untuk tidak melakukan hubungan seksual di masa subur. Hal ini mungkin sulit dilakukan oleh sebagian pasangan, karena masa 'berpantang' cukup lama. Selain itu, biasanya libido seorang wanita semakin meningkat pada saat masa subur. Salah satu jalan keluarnya adalah menggunakan kondom saat berhubungan seksual di masa subur.

Bacaan :

  1. Pandai-Pandailah Memilih Alat Kontrasepsi.
  2. Sistim Kalender KB Alamiah, Aman dan Murah.
  3. Sistem Kalender Metode Ber-KB Tanpa Biaya.
  4. Mengapa kita membutuhkan Kontrasepsi.