06 Agustus 2008

Mengapa Anak Saya Kejang Demam?

Mungkin ada orang tua yang bertanya begini, "Koq anak saya bisa kejang demam ya? (padahal) Anak tetangga yang panasnya lebih tinggi, tidak apa-apa".

Memang, seringkali kita jumpai kasus dimana seorang anak, baru demam agak sedikit tinggi, sudah kejang demam. Sementara, ada anak lainnya, demamnya sudah demikian tinggi, tidak timbul kejang. Timbul pertanyaan, mengapa hal ini bisa terjadi?
 
Sebelum sampai kepada jawaban, ada baiknya kita mencari tahu mekanisme timbulnya kejang demam.

Sampai saat ini, belum ada kesepakatan para ahli mengenai mekanisme pasti terjadinya kejang demam. Ada beberapa dugaan dan hasil penelitian yang dianggap sebagai latar timbulnya kejang demam.

Pertama. Kejang demam terjadi pada anak yang pusat suhunya (terdapat di otak) sangat sensitif. Ketika suhu tubuh tiba-tiba naik, akan terjadi pelepasan listrik otak yang abnormal, disusul timbulnya kejang.

Kedua. Akibat peningkatan pH (derajat keasaman) otak, terjadi peningkatan kepekaan saraf, selanjutnya timbul kejang.

Ketiga. Kejang demam dianggap terkait dengan sifat genetik. Tetapi, sifat tersebut bukanlah satu-satunya faktor. Masih ada faktor lain yang diduga terlibat (multifaktorial).

Keempat. Kejang demam terjadi karena belum 'matangnya' otak. Keadaan ini menyebabkan mekanisme penghambatan aktifitas otak yang berlebihan tidak berjalan dengan baik. Aktifitas otak yang berlebihan berujung pada timbulnya kejang.

Kelima. Di otak terdapat salah satu komponen yang berfungsi untuk menekan aktifitas otak yang berlebihan. Komponen tersebut disebut reseptor GABA-A. Pada beberapa kasus, komponen ini mengalami kelainan, dan tampaknya terkait dengan sifat genetik. Reseptor GABA-A yang mengalami kelainan ini, jika dipapar dengan suhu tinggi, akan menghilang dari permukaan sel saraf. Akibatnya, tidak ada lagi penghambat bagi aktifitas sel otak. Ujung-ujungnya, timbullah kejang. Tetapi, kemana perginya komponen tersebut saat suhu dinaikkan, masih dalam penelitian.

Nah, sampai di sini kita dapat berkesimpulan bahwa kejang demam sangat erat kaitannya dengan sifat genetik seorang anak. Pada kenyataannya, salah satu faktor risiko timbulnya kejang demam adalah memiliki keluarga yang juga mempunyai riwayat kejang demam. Itulah sebabnya, mengapa seorang anak lebih rentan terkena kejang demam dibanding anak lainnya.

Bacaan :

  1. Febrile Seizures.
  2. Molecular mechanism may explain how fevers spark seizures.
  3. FEBRILE CONVULSIONS- Full extract.
  4. FEBRILE CONVULSION: ANOTHER LOOK AT AN OLD SUBJECT [pdf].