22 Oktober 2009

Uji Tuberkulin

Jika seseorang dicurigai pernah terpapar oleh kuman penyebeb TB (Mycobacterium tuberculosis), maka salah satu cara untuk membuktikannya adalah dengan uji tuberkulin. Uji ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil protein TB (antigen) dibawah permukaan kulit bagian dalam lengan bawah. Hasil dikatakan positif jika timbul benjolan merah dengan ukuran cukup besar (lebih dari 5 mm-15 mm) dalam 2 hari.

Uji tuberkulin biasanya dilakukan pada mereka yang:
  • kontak erat dengan penderita TB
  • mempunyai riwayat batuk lama, keringat malam, dan penurunan berat badan
  • mempunyai foto rontgen dada yang tidak normal
  • baru saja menjalani transplantasi organ tubuh

Sedangkan orang-orang dibawah ini sebaiknya tidak menjalani uji tuberkulin:
  • Mereka yang sudah terbukti mengidap TB
  • Mereka yang mempunyai riwayat bereaksi hebat dengan protein atau antigen TB.
  • Mereka yang mempunyai kelainan kulit sehingga hasil uji sulit dibaca.

Uji tuberkulin hanya bisa menentukan bahwa seseorang pernah terinfeksi kuman TB, tetapi tidak bisa menentukan apakah infeksi TB nya masih berlangsung atau sudah tidak aktif. Selain itu, uji ini juga tidak bisa membedakan apakah hasil positif terjadi karena infeksi TB atau karena imunisasi BCG. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lebih lanjut sepert foto rontgen, pemeriksaan mikroskopis dahak, atau biakan dahak.

Uji tuberkulin sudah jarang dilakukan. Biasanya para klinisi lebih mengandalkan uji BTA (basil tahan asam), yaitu pemeriksaan dahak menggunakan mikroskop untuk menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis, Di bawah mikroskop kuman ini terlihat berbentuk batang berwarna ungu.