29 Desember 2009

Jalan Bukan Tempat Sampah!

Mungkin Anda pernah melihat kejadian seperti ini, sebuah mobil keluaran terbaru sedang melintas di hadapan Anda. Tiba-tiba, kaca mobil terbuka dan .... sedetik kemudian botol bekas air mineral, bungkus permen, serta plastik bekas bungkus makanan, dilemparkan keluar.

Perilaku membuang sampah sembarangan, termasuk menganggap jalan raya sebagai tong sampah tampaknya sudah mendarah daging. Saking 'patennya' perilaku ini, kebiasaan tersebut tampaknya sudah berjalan otomatis, dikendalikan oleh alam bawah sadar. Kita tidak lagi ngeh terhadap akibatnya: merusak pemandangan, menjadi biang banjir, sumber penyakit, dll.

Dan yang cukup menyedihkan, kebiasaan buruk tersebut merata di semua lini, tak peduli orang miskin, berada, pejabat, pengangguran, anak-anak, sampai kakek nenek. Padahal seharusnya, mereka yang berpendidikan cukup atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi memadai menyadari bahwa jalan raya bukanlah tempat sampah dan harus dijaga kebersihannya.

Untuk menghilangkan perilaku 'buang sampah di jalan' bukanlah perkara mudah. Perlu kampanye yang intensif, pendekatan ke semua lapisan, serta pengefektifan sanksi. Hal ini pun tidak cukup dilakukan sehari atau insidentil saja. Mungkin dibutuhkan waktu bertahun-tahun, atau bahkan berpuluh tahun, atau bahkan harus menunggu penggantian generasi. Walaupun demikian, kita harus mulai dari diri kita dan dari sekarang. Tulisan ini salah satunya.