26 Desember 2009

Pembesaran Prostat Jinak (Hipertrofi Prostat)

Prostat adalah kelenjar yang hanya ditemukan pada kaum pria. Letaknya persis di bawah kandung kencing (bladder) dan membungkus saluran kencing (urethra). Fungsi kelenjar ini adalah memproduksi cairan prostat. Cairan ini berwarna keruh dan mengandung sumber makanan bagi sperma.

Gejala

Seiring dengan bertambahnya usia, kelenjar prostat akan terus membesar. Pada sebagian pria, pembesaran ini cukup signifikan sehingga menekan saluran kencing (urethra) yang diselubunginya. Akibatnya, diameter saluran kencing akan mengecil, atau bahkan tersumbat sama sekali. Hal inilah yang menjadi penyebab timbulnya gejala yang dirasakan penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain :

  • Sulit untuk mulai berkemih.
  • Aliran kemih lemah, dan kadang-kadang terhenti.
  • Kencing menetes sebelum dan setelah berkemih.
  • Sering merasa sangat ingin berkemih.
  • Sering bangun di malam hari untuk berkemih.
  • Rasa tidak puas setelah berkemih, terasa kandung kemih masih ada isinya tetapi sudah tidak bisa dikeluarkan lagi.

Kadang-kadang pembesaran kelenjar prostat akan memicu timbulnya komplikasi berupa infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, kencing keluar darah, dan gangguan fungsi ginjal.

Tetapi perlu diingat, jika Anda atau seseorang mengalami gejala seperti di atas, tidak dapat dengan serta merta dikatakan orang tersebut menderita pembesaran kelenjar prostat. Banyak gangguan atau penyakit yang memberikan gejala yang hampir sama. Oleh karena itu, sebelum diagnosis pembesaran kelenjar prostat jinak ditegakkan, maka serangkaian pemeriksaan harus dilakukan, antara lain colok dubur, analisis urin, uji PSA (prostatic specific antigen), biopsi, dll.

Gangguan yang sering memberikan gejala mirip pembesaran prostat antara lain batu kandung kemih, infeksi saluran kencing, gagal jantung, diabetes, stroke, gangguan persarafan, peradangan prostat, kanker prostat, jaringan parut pada saluran kencing, dll.

Pengobatan

Sebagian besar pembesaran prostat tidak memberikan gejala atau hanya bergejala ringan, sehingga tidak membutuhkan pengobatan. Walaupun demikian, perlu dilakukan pengecekan rutin terhadap kondisi prostat.

Ada dua golongan obat yang digunakan untuk mengurangi pembesaran prostat, yaitu golongan alpha blocker dan golongan 5-alpha-reductase inhibitor. Obat ini dapat diberikan sendiri-sendiri maupun kombinasi, tergantung keparahan gangguan.

Pembedahan

Pembesaran prostat yang tidak mempan terhadap pemberian obat, biasanya dianjurkan untuk di bedah. Ada beberapa metode pembedahan, yaitu :

  1. Transurethral resection of the prostate (TURP). Teknik ini dilakukan dengan anestesi umum. Kamera dan alat bedah berupa selang kecil dimasukkan ke dalam uretra. Proses pemotongan prostat dilakukan dengan dipandu monitor. Bagian prostat yang dipotong adalah bagian tengahnya.
  2. Transurethral incision of the prostate (TUIP). Teknik ini hampir mirip dengan TURP. Perbedaannya, pada TUIP , insisi kecil dilakukan pada prostat dan leher kandung kencing untuk mengurangi hambatan aliran air seni.
  3. Open prostatectomy. Teknik ini hanya dianjurkan pada prostat yang sangat besar. Irisan dilakukan di bagian bawah perut untuk mengeluarkan prostat yang membesar. Penyembuhan luka operasi relatif lebih lama.
  4. Minimally invasive surgical treatment. Jenis operasi ini menggunakan energi tinggi untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan prostat. Contohnya adalah microwave therapy, laser therapy, water-induced thermotherapy. Efek sampingnya relatif kecil, tetapi hasilnya mungkin tidak sebagus dibandingkan jenis pembedahan yang disebutkan sebelumnya.