19 Januari 2012

Sindrom Premenstruasi (Premenstrual Syndrome)

Sindrom premenstruasi, ada juga yang menyebutnya sindrom prahaid, adalah kumpulan berbagai macam gejala yang muncul menjelang haid, biasanya 10 sampai 7 hari sebelum hari H. Gejala tersebut meliputi gejala fisik, psikologi, dan emosi.

Sindrom ini diduga berkaitan erat dengan perubahan hormonal, yaitu peningkatan kadar hormon estrogen menjelang hari menstruasi.

Sindrom premenstruasi dapat terjadi pada usia kapan saja, tetapi cenderung mencapai puncaknya pada akhir usia 20an atau awal 30an.

Gejala sindrom premenstruasi sangat beragam. Walaupun demikian, seorang wanita umumnya hanya mengalami beberapa gejala tertentu saja. Karena cenderung sama setiap siklusnya, gejala tersebut biasanya sudah bisa ditebak oleh penderitanya.

Selain itu, berat ringannya gejala juga bisa bervariasi untuk setiap siklus haid. Kadang-kadang berat, kadang-kadang ringan.

Gejala sindrom premenstruasi antara lain adalah gejala emosional yang meliputi rasa tegang, cemas, depresi, mudah menangis, gampang tersinggung dan mudah marah, perubahan selera makan, mengidam makanan tertentu, susah tidur, menarik diri, kurang konsentrasi, dll.

Sedangkan gejala fisik meliputi, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, kelelahan, berat badan naik akibat penumpukan cairan, perut kembung, payudara nyeri, jerawatan, susah buang air besar, atau bahkan sebaliknya, diare.

Untuk mengurangi keluhan sindrom premenstruasi, dokter biasanya memberikan satu atau beberapa jenis obat. Perlu diketahui bahwa, keberhasilan pengobatan sangat bervariasi untuk setiap wanita.

Beberapa obat yang biasanya diberikan antara lain antidepresan yang berguna untuk mengurangi gejala keletihan, ngidam makanan tertentu, atau gangguan tidur.

Selain itu, dapat diberikan obat nyeri seperti ibuprofen atau naproxen yang berguna untuk mengurangi kram perut dan rasa tidak nyaman di payudara.

Peningkatan berat badan karena cairan, bengkak, atau kembung, dapat dikurangi dengan pemberian obat pelancar kencing (diuretik).

Sedangkan untuk menstabilkan perubahan hormonal, atau menghentikan ovulasi, dapat digunakan pil KB kombinasi atau suntikan KB tiga bulanan.