Perilaku cacing kremi
Cacing kremi hidup di di usus kecil. Tetapi jika akan bertelur, cacing betina dewasa akan bermigrasi ke muara anus. Di sini cacing betina akan meletakkan telurnya. Migrasi cacing biasanya terjadi pada malam hari.
Telur akan menetas sekitar 3 minggu kemudian. Larva yang keluar dari telur dapat masuk kembali ke anus dan usus. Peristiwa ini disebut retroinfeksi.
Telur juga dapat lepas dan menempel pada sprei, pakaian, handuk, mainan, dll. Jika telur ini tersentuh tangan anak lain, kemudian memasukkan tangannya ke mulut atau makan tanpa cuci tangan, penularan akan terjadi.
Rute penularan lain adalah melalui udara. Telur cacing yang memang ukurannya sangat kecil dapat beterbangan bersama debu. Jika terhirup, telur cacing akan menempel di tenggorokan dan kemudian tertelan.
Gejala
Gejala utama infestasi cacing kremi adalah rasa gatal di sekitar anus. Rasa gatal timbul akibat gerakan cacing betina dan telur yang diletakkannya. Akibat gatal ini, tidur anak terganggu sehingga di siang hari tampak kurang tidur dan rewel.
Seringkali setelah anak tidur 2-3 jam, cacing dewasa dapat dilihat langsung bergerak-gerak di sekitar anus. Berbeda dengan telurnya yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Pengobatan
Obat yang digunakan untuk mengatasi infestasi cacing kremi adalah albendazole dan mebendazole. Cara penggunaan albendazole maupun mebemdazole hampir sama yaitu di minum sebagai dosis tunggal, kemudian diulang sekali lagi dua minggu berikutnya agar cacing benar-benar lenyap. Sebaiknya pengobatan dilakukan pada semua anggota keluarga secara bersamaan, mengingat cacing kremi sangat mudah menular.
Pencegahan
Untuk mencegah infestasi cacing kremi, beberapa langkah dapat dilakukan:
1. Cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
2. Memotong dan menjaga kebersihan kuku.
3. Menghindari memegan daerah anus.
4. Mencuci sprei, handuk, pakaian dengan teratur.