30 Maret 2008

Perawatan Setelah Sunat (Sirkumsisi)

Sunat atau sirkumsisi adalah prosedur rutin yang sering dilakukan pada anak-anak, dan kadang-kadang pada orang dewasa.

Prosedur tersebut meliputi dua tahapan utama, yaitu pertama, pembiusan dan kedua, pemotongan kulit yang menutupi ujung kepala alat kelamin anak (preputium).

Pembiusan untuk sirkumsisi biasanya dilakukan dengan bius lokal, yaitu menyuntikkan obat bius di daerah alat kelamin sehingga alat kelamin mati rasa. Tetapi pada beberapa keadaan, dibutuhkan bius total atau bius umum. Keadaan tersebut misalnya pada anak autis, anak rewel, atau atas permintaan orang tua karena alasan tertentu.

Sedangkan teknik pemotongan kulit alat kelamin terdiri dari berbagai macam cara. Cara konvensional yaitu memotong preputium dengan pisau bedah biasa (skalpel). Cara kauter, yaitu memotong kulit alat kelamin dengan alat kauter (suatu alat yang dihubungkan dengan listrik). Cara klem, yaitu dengan cara menjepit kulit tersebut dengan alat terbuat dari plastik, dan diharapkan dalam beberapa hari kulit tersebut akan jatuh sendiri. Sedangkan cara yang lebih canggih adalah dengan teknologi sinar laser. Cara ini jarang dilakukan, selain karena hanya beberapa pusat layanan kesehatan yang memiliki alatnya, biayanyapun relatif lebih mahal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah anak menjalani sirkumsisi antara lain adalah :

  1. Pada hari-hari pertama setelah sirkumsisi, usahakan anak tidak bergerak terlalu aktif.
  2. Usahakan celana yang digunakan anak lebih longgar untuk menghindari gesekan.
  3. Jagalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering.
  4. Gunakan air bersih hangat untuk membersihkan daerah sekitar luka sunat. Tidak dianjurkan untuk menggunakan sabun.
  5. Bengkak pada alat kelamin merupakan kejadian normal setelah sirkumsisi.
  6. Perhatikan apakah ada perdarahan yang berlebihan atau terus-menerus atau tanda-tanda infeksi. Jika ya, segera hubungi dokter anda.