08 Mei 2011

Peradangan Usus Buntu (Appendisitis)

Peradangan usus buntu, atau disebut juga appendisitis, adalah infeksi, bengkak, dan nyeri pada usus buntu atau umbai cacing atau appendiks.

Umbai cacing adalah struktur seperti kantung yang menempel dan bermuara ke usus besar. Ukurannya sebesar jari dan lokasinya berada di perut sebelah kanan bawah.

Fungsi umbai cacing belum jelas, dan jika dibuang juga tidak mempengaruhi kesehatan seseorang.

Di dalam umbai cacing, secara terus menerus diproduksi cairan kental (mukus) yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus besar.

Jika muara umbai cacing tersumbat, maka akan terjadi peradangan. Mukus yang diproduksi akan menumpuk dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Kemudian timbullah infeksi. Umumnya disertai dengan pembengkakan.

Jika infeksi dan peradangan tidak diatasi, maka usus buntu akan pecah. Infeksi akan menyebar ke seluruh bagian perut (peritonitis) dan membahayakan jiwa pasien.

Gejala usus buntu

Gejala utama usus buntu adalah nyeri perut. Sifat-sifat nyeri perutnya antara lain :

  1. Terjadi tiba-tiba.
  2. Timbul sebelum ada gejala lain seperti demam, dll.
  3. Awal nyeri di daerah sekitar pusat dan kemudian bergeser ke bagian kanan bawah perut.
  4. Rasa nyeri berbeda dengan nyeri-nyeri perut sebelumnya.
  5. Nyeri semakin parah hanya dalam beberapa jam.
  6. Nyeri semakin terasa jika bergerak, menarik napas, batuk, atau bersin.

Gejala lain yang menyertai peradangan usus buntu antara lain :

  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual, muntah
  • Diare, atau sebaliknya, sulit buang air besar
  • Susah buang angin
  • Demam meriang
  • Bengkak pada perut
  • Perasaan buang air besar mengurangi rasa tidak nyaman pada perut.

Pengobatan

Jika dokter mencurigai ada peradangan usus buntu, biasanya dokter akan segera melakukan operasi pengangkatan usus buntu, bahkan tanpa harus menunggu hasil pemeriksaan lab yang sangat lengkap. Alasannya, pembedahan segera dapat mengurangi kemungkinan pecahnya usus buntu.

Pembedahan untuk mengangkat usus buntu disebut appendektomi. Umumnya dilakukan dengan dua cara.

Cara lama adalah dengan laparotomi. Pada cara ini, usus buntu dibuang melalui sayatan tunggal di daerah perut kanan bawah. Sayatan biasanya agak panjang, beberapa sentimeter.

Cara baru disebut pembedahan laparoskopi. Pada cara ini, dibuat beberapa sayatan kecil di bagian perut. Melalui sayatan tersebut dimasukkan alat-alat bedah khusus dan kamera kecil untuk memandu pembuangan usus buntu. Keuntungan laparoskopi adalah komplikasi lebih sedikit dan pasien pulih lebih cepat.

Kadang-kadang pada pembedahan, ditemukan umbai cacing masih dalam keadaan normal. Gejala yang timbul ternyata oleh penyebab lain. Maka dalam kasus ini, dokter tetap akan mengangkat umbai cacing. Tujuannya untuk mencegah risiko radang usus buntu dimasa mendatang.

Masa pemulihan pasien setelah menjalani operasi usus buntu biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu. Disarankan pada masa pemulihan ini untuk menghindari aktifitas fisik yang terlalu berat.

Jika pasien tidak dapat dioperasi, misalnya karena kondisinya yang tidak memungkinkan, maka dokter biasanya akan memberikan antibiotik dan menganjurkan untuk makan-makanan yang mudah dicerna.