12 Juli 2008

DHA, Baikkah Untuk Tubuh?

DHA (docosahexaenoic acid, Indonesia: asam dokosaheksanoat) merupakan salah satu jenis asam lemak omega-3. Anggota omega-3 lainnya adalah α-linolenic acid (ALA) dan eicosapentaenoic acid (EPA). Ketiganya termasuk kelompok asam lemak tak jenuh.

DHA dapat ditemukan di hampir semua jaringan tubuh. Tetapi, konsentrasi tertinggi dijumpai pada otak, serabut saraf, dan retina mata.

Walaupun tubuh dapat memproduksi sejumlah kecil DHA, tetapi itu tidak cukup. Masih dibutuhkan DHA dari luar, yaitu dari makanan atau suplemen.

Sumber DHA

Ikan merupakan makanan yang kaya dengan DHA, terutama ikan air laut dingin, seperti salmon, sardin, tuna, dan mackerel. Bagusnya lagi, ikan tidak hanya mengandung DHA, tapi juga EPA, yang juga baik untuk kesehatan tubuh. Di samping ikan, DHA juga terdapat pada telur dan daging, tapi jumlahnya lebih sedikit.

Selain dari sumber makanan alami, DHA juga tersedia dalam bentuk suplemen. Ada dua jenis suplemen DHA, yaitu :

  1. Kapsul minyak ikan, mengandung DHA dan EPA.
  2. DHA yang diekstrak dari algae (tidak mengandung EPA).

Suplemen yang mengandung EPA tidak dianjurkan pada bayi dan anak kecil karena dapat mengganggu keseimbangan kadar DHA dan EPA dalam tubuh.

Bagi bayi, sumber DHA terbaik adalah ASI, terutama ASI dari ibu yang rajin makan makanan bergizi. Saat ini, sebagian susu formula yang beredar di pasaran juga telah ditambah dengan DHA. Tetapi harganya relatif mahal, dan sudah pasti tidak sebaik ASI.

Guna DHA

Pada anak, DHA berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapat cukup DHA mempunyai IQ yang lebih tinggi dan penglihatan yang lebih baik dibandingkan anak yang kekurangan DHA.

Pada wanita hamil, DHA memegang peran penting terhadap kesehatan ibu dan janin. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen minyak ikan kaya DHA sejak minggu ke-22 sampai dengan melahirkan, meningkatkan kadar omega-3 LC-PUFA pada bayi dan ibu.

Pada orang dewasa, DHA berguna untuk memelihara fungsi otak. Oleh karena itu, kekurangan DHA dapat menurunkan kemampuan kognitif, yang timbul seiring dengan bertambahnya umur. Selain itu DHA juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

Amankah?

U.S. Food and Drug Administration (FDA) mengklasifikasikan asupan asam lemak omega-3 (DHA, EPA, atau ALA) sampai 3 gr sehari dianggap masih dalam batas aman.

Walaupun dianggap aman, DHA dapat menyebabkan efek samping, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Efek samping tersebut antara lain diare, perut kembung, dan sendawa. Selain itu, DHA bisa memperpanjang waktu perdarahan. Bagi orang yang sedang mengkonsumsi obat-obat pengencer darah, silakan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi suplemen mengandung DHA.

Bacaan:

  1. Docosahexaenoic acid (DHA).
  2. Nourish – Fats.
  3. Health benefits of docosahexaenoic acid (DHA).
  4. Omega-3 fatty acids, fish oil, alpha-linolenic acid.
  5. Omega-3 fatty acid.