31 Juli 2008

Pola Demam Penderita DBD

Seringkali gejala penyakit demam berdarah menyerupai gejala penyakit lain. Akibatnya, pada beberapa kasus, penyakit ini terlambat atau salah didiagnosis. Tentunya, ini memberikan dampak yang buruk bagi pasien dan keluarganya. Dampak tersebut bisa berupa terlambatnya pengobatan atau membengkaknya biaya pengobatan.

Pada penyakit DBD klasik terdapat gejala yang khas. Beberapa diantaranya adalah uji tourniquet positif dan pola demam menyerupai pelana kuda (saddleback/camelback fever).

Uji tourniquet adalah uji yang berguna untuk melihat permeabilitas pembuluh darah. Jika permeabilitas meninggi, maka akan tampak bintik perdarahan yang cukup banyak pada saat uji dilakukan.

Sedangkan disebut demam menyerupai pelana kuda jika pada pengukuran suhu tubuh secara berkesinambungan, dijumpai pola tinggi-normal-tinggi.

Setelah melewati masa inkubasi sekitar empat sampai enam hari, suhu tubuh penderita tiba-tiba meninggi. Dapat mencapai  40 derajat Celcius. Suhu yang tinggi ini bertahan selama kurang lebih tiga hari.

Di hari keempat dan kelima, suhu tubuh akan turun. Biasanya sampai 37 derajat Celcius. Turunnya suhu ini bukan berarti penyakit sembuh, bahkan semakin parah. Para ahli bahkan menyebutnya masa krisis. Kenapa? Karena kematian akibat bocornya pembuluh darah seringkali terjadi pada masa ini. Penanganan pada saat krisis dapat berupa pemberian cairan infus atau, bila keadaan penderita sangat parah, transfusi darah.

Jika penderita dapat melewati masa krisis, maka pada hari keenam dan ketujuh, suhu akan naik kembali. Suhu pada masa ini bisa setinggi 39 derajat Celcius. Masa ini disebut juga masa penyembuhan.

Bacaan :

  1. Mengenali Demam Khas DBD.
  2. Kemiripan DBD dengan penyakit lainnya.