10 November 2010

Alergi Telur

Telur sejatinya adalah makanan kaya energi dan padat zat gizi. Tetapi bagi orang yang alergi telur, maka telur adalah ‘malapetaka’.

Pada penderita alergi telur, sistem pertahanan tubuh mereka salah mengenali protein telur. Protein tersebut ditafsirkan sebagai protein asing yang berbahaya dan harus dienyahkan dari tubuh.

Ketika protein telur masuk ke dalam tubuh untuk pertama kalinya, protein tersebut akan memicu pembentukan antibodi immunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadapnya. Pada tahap ini, tidak ada reaksi apa-apa dari tubuh.

Lain halnya ketika protein masuk untuk kedua kalinya, atau pada kali berikutnya, IgE yang pernah terbentuk akan segera mengenali protein telur dan memberikan sinyal pada sistem pertahanan tubuh untuk melepaskan histamin dan zat kimia lain. Histamin dan zat-zat tersebutlah yang akan memicu timbulnya gejala-gejala alergi.

Gejala alergi biasanya muncul beberapa menit sampai beberapa jam setelah makan telur. Kemudian gejala akan menghilang, umumnya kurang dari satu hari.

Gejala-gejala alergi telur antara lain adalah:

  • Timbul bentol merah di kulit disertai gatal.
  • Bengkak dan kemerahan di sekitar mulut.
  • Nyeri perut, diare, mual, dan muntah.
  • Hidung berair, bersin, mata berair, sesak, batuk, atau timbul asma.

Pada beberapa kasus, dapat terjadi reaksi berat yang disebut anafilaksis. Reaksi ini menyebabkan pembengkakan pada mulut, tenggorokan, dan saluran napas sehingga penderita sulit bernapas. Selain itu, dapat terjadi penurunan tekanan darah, pusing, atau syok. Jika kedua jenis reaksi ini tidak ditangani dengan baik, dapat terjadi kematian.

Langkah terbaik mencegah alergi telur adalah dengan menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur. Jika akan mengkonsumsi makanan kemasan atau makanan jadi, sebaiknya periksa label makanan dengan seksama. Jika makan makanan warung atau makan di acara keluarga/teman, maka cari tahu makanan apa saja yang tidak mengandung telur.

Jika tanpa sengaja makan makanan yang mengandung telur, dan timbul reaksi alergi ringan, dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat antihistamin (misalnya CTM). Tapi jika reaksi alergi hebat dan menjurus terjadinya anafilaksis, maka dibutuhkan suntikan efineprin atau adrenalin dengan segera.

Sebagai tambahan, alergi umumnya terhadap putih telur; walaupun demikian, alergi kuning telur juga banyak terjadi. Selain itu, penting diketahui bahwa gejala alergi dapat timbul hanya dengan menyentuh telur atau produk yang mengandung telur.

Bacaan:

  1. http://kidshealth.org/teen/food_fitness/nutrition/egg_allergy.html
  2. http://www.mayoclinic.com/health/egg-allergy/DS01021
  3. http://nutrition.about.com/od/askyournutritionist/f/eggs_protein.htm