19 November 2010

Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Bayi

HIV/AIDS tidak hanya ditularkan secara horizontal akibat hubungan seksual risiko tinggi, tapi juga dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke janin atau bayinya.

Penularan ibu ke bayi dapat terjadi saat kehamilan, saat kelahiran, atau saat menyusui. Selama kehamilan, virus HIV dapat melewati plasenta dan masuk ke aliran darah bayi. Saat persalinan, bayi mungkin terpapar dengan virus yang ada dalam darah maupun cairan tubuh ibu. Ketika menyusui, virus yang ada dalam air susu ibu akan menginfeksi bayi yang meminumnya.

Tidak semua bayi yang dilahirkan dari ibu pengidap HIV akan terinfeksi. Tanpa pengobatan dan jika ibu menyusui bayinya, kemungkinan penularan adalah 25% (1 dari 4). Tetapi jika ibu mendapat pengobatan antiretroviral (ARV) dan bayi mendapat obat tersebut setelah lahir, maka penularan akan berkurang dari 25% menjadi 2% (2 diantara 100).

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh ibu pengidap HIV yang sedang hamil:

  • Melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dini dan teratur.
  • Minum obat ARV, baik tunggal (AZT, Zidovudine) maupun kombinasi (terapi HAART). Minum obat harus sesuai dosis dan jam yang ditentukan, serta jangan menghentikan pengobatan tanpa instruksi dokter.
  • Minum vitamin untuk ibu hamil.
  • Olahraga dan makan makanan yang bergizi.
  • Jangan merokok, minum alkohol, dan obat-obat terlarang.
  • Jangan menyusui bayi yang dilahirkan.

Bacaan:

  1. http://www.acog.org/publications/patient_education/bp113.cfm
  2. www.cdc.gov/hiv/topics/perinatal/
  3. http://www.health.state.ny.us/diseases/aids/facts/helpful_resources/pregnancy.htm