03 Agustus 2012

Cara imunisasi / vaksin bekerja

Imunisasi adalah proses pemaparan tubuh dengan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimatikan (vaksin). Virus atau bakteri tersebut dapat utuh maupun hanya bagian-bagiannya.



Pemaparan tubuh dengan vaksin dapat dilakukan dengan suntikan atau diberikan lewat mulut. Contoh imunisasi suntikan adalah imunisasi hepatitis B dan contoh imunisasi lewat mulut (per oral) adalah imunisasi polio.



Virus atau bakteri yang ada dalam vaksin, saat masuk ke tubuh, tidak akan mampu berkembang biak, dan kalaupun berkembang biak, tidak akan sebanyak atau seganas virus atau bakteri alami. Dengan demikian, virus atau bakteri tersebut tidak akan menimbulkan penyakit.



Lain halnya dengan respon sistem imun tubuh. Sistem imun akan menganggap masuknya virus atau bakteri vaksin sama dengan masuknya virus atau bakteri alami. Oleh karena itu, sistem pertahanan tubuh akan mengaktifkan jalur-jalur pertahanan ‘sebagaimana biasanya’. Nah, salah satu yang diharapkan aktif adalah jalur pembentukan sel memori.



Walaupun paparan virus dan bakteri vaksin mereda, dan aktivitas sistem pertahanan tubuh terhadapnya juga mereda, tetapi sel memori akan terus bertahan. Ada yang bertahan beberapa tahun dan bahkan ada yang seumur hidup.



Fungsi sel memori adalah mempercepat kerja sistem imun ketika ada serangan virus atau bakteri alami yang serupa dengan virus atau bakteri vaksin. Nah, saking cepatnya, belum sempat virus atau bakteri berulah, sudah keburu dibunuh sistem pertahanan tubuh. Tentu saja karena peran ‘intelijen’ sel memori.



Setelah masa tertentu, pada beberapa jenis imunisasi, sel memori akan melemah. Pada keadaan ini, dibutuhkan penguatan atau booster. Caranya dengan menyuntikkan atau meneteskan kembali vaksin jenis yang sama dengan sebelumnya. Dengan demikian, diharapkan sel memori akan banyak lagi jumlahnya.



Semoga bermanfaat ...