16 Juli 2011

Waspada hamil di luar kandungan

Normalnya, janin tumbuh dan berkembang di dalam kandungan (uterus). Tetapi, pada beberapa kasus, janin tumbuh dan berkembang ditempat yang tidak semestinya, contohnya di tuba Fallopi (saluran yang menghubungkan antara indung telur dan kandungan), ovarium atau indung telur, rongga perut, atau di mulut rahim.



Kehamilan dimana janin tumbuh selain di uterus disebut hamil di luar kandungan (kehamilan ektopik). Dari seluruh kasus, hampir 90% hamil di luar kandungan terjadi di tuba Fallopi.



Pada minggu-minggu awal, hamil luar kandungan mempunyai ciri yang sama dengan hamil normal. Haid berhenti, nyeri pada payudara, mual, muntah, dan sering kencing. Oleh karena itu, ibu sering tidak menyadarinya adanya gangguan pada kehamilannya.



Baru setelah janin berkembang cukup besar, mulai muncul gejala. Biasanya berupa nyeri dan perdarahan dari jalan lahir.



Nyeri paling sering dirasakan di daerah panggul dan perut. Sifatnya tajam dan menusuk-nusuk. Intensitasnya turun naik atau hilang timbul.



Sedangkan perdarahan, bisa ringan bisa berat. Pada perdarahan ringan, mungkin hanya ditemukan spotting (perdarahan bercak). Sedangkan pada perdarahan berat, tekanan darah turun dan ibu merasa pusing dan lemas. Perlu diingat, bahwa darah tidak selalu keluar mengalir dari jalan lahir. Bisa saja darah menumpuk di rongga perut.



Untuk memastikan bahwa benar kehamilan terjadi di luar kandungan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin), sampai USG.



Pada kehamilan normal, kadar hormon hCG akan meningkat dua kali lipat setiap dua hari. Jika peningkatannya hanya sedikit maka ada kemungkinan kehamilan terjadi di luar kandungan.



Pemeriksaan USG dapat memberikan visualisasi janin sehingga dapat ditentukan posisinya. Sayangnya untuk kehamilan di bawah 5 minggu, pemeriksaan USG masih sulit untuk melihat janin. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan USG ulang beberapa hari atau minggu kemudian untuk memastikan letak janin.



Pengobatan hamil di luar kandungan bervariasi sesuai dengan keadaan ibu dan letak kehamilannya. Tetapi prinsipnya adalah menghentikan kehamilan.



Untuk kehamilan ektopik yang masih baru, dapat diberi suntikan metotreksat. Fungsi obat ini adalah menghentikan pertumbuhan janin.



Sedangkan jika janin sudah besar, maka diperlukan pembedahan untuk mengeluarkan janin. Dulu, yang sering dilakukan adalah pembedahan perut dengan luka sayatan cukup besar. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini dokter bedah maupun pasien cenderung untuk memilih pembedahan laparoskopi. Keuntungan pembedahan jenis ini adalah luka sayatan kecil dan pemulihan lebih cepat. Pada laparoskopi, pengangkatan janin dilakukan dengan panduan kamera bermonitor.



Setelah pembedahan, dokter akan memantau kadar hCG dan memastikannya turun sampai nol. Jika kadarnya tetap naik, maka kemungkinan ada janin lain. Jika demikian, maka janin tersebut akan dicari dan diangkat juga.



Demikian, semoga bermanfaat.



Ingin tahu Tanggal Perkiraan Melahirkan, Hitung Disini