Saluran kencing terdiri dari rangkaian organ yang berfungsi untuk mengeluarkan air kencing. Mulai dari hulu, berturut-turut adalah ginjal, ureter, kandung kencing, dan uretra.
Semua organ tersebut dapat mengalami infeksi, baik masing-masing maupun bersama-sama. Walaupun demikian, yang paling sering terkena adalah kandung kencing dan uretra.
Penyebab infeksi biasanya bakteri, tersering E. coli yang berasal dari anus. Penyebab lain adalah kuman gonorrhea, chlamydia, atau herpes. Ketiganya berjangkit melalui hubungan seksual.
Kuman-kuman di atas awalnya masuk melalui muara uretra / saluran kencing. Jika keadaan mendukung, kuman akan menginvasi struktur di atasnya yaitu kandung kencing, ureter, dan ginjal.
Infeksi saluran kencing akan menimbulkan berbagai macam gejala seperti:
- Terus menerus ingin kencing
- Timbul rasa nyeri ketika kencing
- Kencing sedikit-sedikit, tetapi sering
- Air kencing keruh atau berwarna merah
- Air kencing berbau
Selain itu, jika infeksi sudah mengenai ginjal maka dapat dijumpai gejala berupa nyeri pinggang, demam, mual dan muntah. Jika mengenai kandung kencing, gejala yang dominan adalah rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah, nyeri saat kencing, kencing lebih sering, dan darah di dalam air kencing. Sedangkan jika infeksi terjadi pada uretra, gejala yang menonjol adalah rasa terbakar saat kencing.
Infeksi saluran kencing diobati dengan antibiotik, misalnya sulfametoksazol, amoksisilin, siprofloksasin, dll. Lamanya pemberian tergantung pada beratnya penyakit. Pada infeksi yang parah, antibiotik dapat diberikan lebih dari seminggu. Untuk mengatasi nyeri, dapat juga diberikan pereda nyeri (analgetik) .
Infeksi saluran kencing sebenarnya dapat dicegah. Beberapa hal yang dianjurkan dilakukan untuk tindakan pencegahan adalah:
- Minum banyak
- Bagi wanita, cebok dari depan ke belakang; fungsinya mencegah bakteri dari anus menyebar ke saluran kencing.
- Jangan menahan kencing
- Segera kencing setelah melakukan hubungan seksual
