24 Mei 2012

Bilas usus, perlukah?

Bukan hanya kain yang bisa dibilas, usus juga. Kalau kain dengan cara dicelup dan diperas, maka usus dengan cara memberikan pencahar, cairan (klisma tinggi), dan sebagainya.



Secara resmi, bilas usus dilakukan untuk persiapan tindakan kolonoskopi, yaitu meneropong bagian dalam usus menggunakan kamera fleksibel. Fungsi pembilasan di sini tentu saja agar usus bebas kotoran sehingga dinding usus dapat terlihat dengan baik.



Nah, karena kata bilas identik dengan pembersihan, beberapa pihak kemudian menjadikan bilas usus untuk tujuan lain, yaitu detoksifikasi. Katanya, jika usus di bilas, maka usus akan bebas dari berbagai macam racun, kotoran, kuman, dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Benarkah?



Mungkin bilas tak resmi ini akan terus menjadi kontroversi, antara yang pro dan yang kontra. Tetapi, secara obyektif, sampai saat ini masih sedikit bukti ilmiah yang menyatakan bahwa bilas usus bermanfaat untuk kesehatan.



Malahan, bilas usus yang tidak dilakukan dengan baik dapat menimbulkan efek samping, antara lain mual, muntah, kembung, dan kram perut. Efek samping lain yang lebih serius adalah,  dehidrasi (kekurangan cairan), terganggunya keseimbangan elektrolit, rentan infeksi, dan bahkan usus robek.



Oleh karena itu, jika tetap ingin ‘membilas usus’, harap lebih berhati-hati.



Semoga bermanfaat ...