04 Maret 2012

Ciri-ciri depresi

Setiap kita pernah mengalami rasa sedih atau depresi. Keadaan ini normal saja terutama jika rasa tersebut terjadi akibat reaksi kehilangan, sulitnya perjuangan hidup, atau harga diri yang terkoyak.



Hanya saja, jika rasa sedih itu begitu mendalam, yaitu timbul perasaan tak tertolong, putus asa, dan tak berharga; dan berlangsung berkepanjangan sehingga mengganggu aktifitas normal sehari-hari, maka hal itu bukanlah rasa sedih biasa. Keadaan tersebut sudah menjurus ke depresi berat yang perlu ditangani secara medis.



Putus asa



Orang yang depresi menunjukkan perilaku atau gejala tertentu yang melenceng dari kebiasaan. Menurut National Institute of Mental Health, gejala depresi antara lain adalah:


  1. Sulit berkonsentrasi, mengingat sesuatu, dan membuat keputusan.

  2. Lelah dan tak bertenaga

  3. Merasa bersalah, tidak berharga, dan/atau tak tertolong.

  4. Merasa putus asa dan atau pesimis

  5. Insomnia, terbangun dini hari, atau sebaliknya, tidur berlebihan.

  6. Gampang tersinggung, gelisah

  7. Kehilangan minat beraktivitas atau melakukan hobi yang menyenangkan, termasuk seks.

  8. Makan berlebihan atau sebaliknya, kehilangan nafsu makan.

  9. Merasa ada bagian tubuh yang sakit atau nyeri, sakit kepala, kram, gangguan saluran cerna, yang terus menerus, dan tidak membaik walaupun sudah diobati.

  10. Sedih, cemas, atau perasaan kosong yang terus menerus.




Saya ingin lenyap



Pada beberapa kasus, orang yang depresi memiliki kecenderungan bunuh diri. Tanda awalnya adalah:


  1. Perubahan mendadak dari merasa sangat sedih menjadi sangat tenang atau tampak bahagia.

  2. Selalu berbicara atau berpikir tentang kematian.

  3. Tanda-tanda depresi (kesedihan mendalam, kehilangan minat, gangguan tidur atau makan) semakin parah

  4. Mempunyai "harapan kematian", bermain-main dengan nasib dengan melakukan tindakan yang memiliki risiko kematian, misalnya menerobos lampu merah.

  5. Kehilangan minat pada hal-hal dimana biasanya orang peduli

  6. Membuat komentar tentang keputusasaan, tak tertolong, atau tak berharga.

  7. Mengatakan hal-hal seperti: "akan lebih baik jika saya tidak di sini" atau "saya ingin lenyap".

  8. Berbicara tentang bunuh diri


Jika tanda-tanda awal bunuh diri diatas tampak atau dirasakan sendiri oleh pasien, hendaknya segera berkonsultasi ke dokter atau psikiater.



ECT



Depresi dapat diobati. Jenis pengobatannya tergantung dengan kondisi pasien dan jenis depresi. Misalnya, beberapa orang dengan depresi diobati dengan psikoterapi, beberapa lainnya diobati dengan obat-obat antidepressan. Ada juga pasien yang membutuhkan kombinasi keduanya. Selain itu, pasien-pasien yang tidak berespon dengan pengobatan standar di atas, dapat dilakukan ECT (electroconvulsive therapy), yaitu terapi yang menggunakan kejut listrik di kepala.



Apapun tipe pengobatannya, keberhasilannya tidak terjadi serta merta. Seringkali, harus dicoba beberapa jenis obat antidepressan sebelum menemukan jenis yang cocok.