10 Februari 2012

Pengobatan kausal VS pengobatan simptomatik

Maaf Sahabat, CDC lagi demen bahas istilah, harap dimaklumi. Kemarin sudah dibahas istilah akut vs kronis, maka kali ini CDC menulis tentang istilah pengobatan kausal dan simptomatik.

Umumnya, penyakit yang menyerang manusia ada sumbernya, atau asal muasalnya, atau biang keladinya. Penyakit demam berdarah misalnya, biangnya adalah virus dengue. Penyakit tifus, sumbernya adalah bakteri Salmonella typhi. Penyakit diare, salah satu penyebabnya adalah kuman kolera.

Kita ambil contoh tifus. Pada penyakit ini, infeksi bakteri Salmonella typhi akan menimbulkan berbagai macam gejala, misalnya demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan lain sebagainya.

Untuk gejala demam dan sakit kepala, dokter biasanya akan meresepkan obat-obat antidemam-antisakit-kepala seperti parasetamol dan sejenisnya. Demikian pula dengan muntah, dokter akan memberikan obat antimuntah; diare dengan obat antidiare. Nah, untuk kuman S. typhi sendiri, dokter akan meresepkan obat antibiotik seperti kloramfenikol, tiamfenikol, dan lain-lain.

Pada contoh tifus di atas, pengobatan yang ditujukan untuk mengurangi gejala, misalnya obat antidemam-antisakit-kepala, antimuntah, atau antidiare disebut pengobatan gejala atau pengobatan simptomatik. Sedangkan pengobatan yang ditujukan untuk membunuh kuman S. typhi disebut dengan pengobatan penyebab atau pengobatan kausal.

Sahabat, tidak semua penyebab penyakit diketahui obatnya. Pada penyakit demam berdarah, sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue yang menjadi biangnya. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengatasi demam, sakit kepala, badan lemas, turunnya tekanan darah dan lain-lain. Oleh karena itu, pada demam berdarah, belum ada obat kausal. Obat yang diberikan hanyalah obat-obat simptomatik yang bertujuan untuk memperingan gejala.

Demikian Sahabat, semoga bermanfaat.