02 Februari 2012

Penyemprotan nyamuk demam berdarah, efektifkah?

Saat musim hujan tiba, penyakit demam berdarah merajalela. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan kadang-kadang menimbulkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak.



Penyakit demam berdarah umumnya mewabah di daerah perkotaan dan padat penduduk. Walaupun belakangan, pola penyerangannya mulai bergeser ke daerah pinggiran.



Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama dari jenis aegypti. Nyamuk ini suka meletakkan telurnya di tempat-tempat berisi air bersih, misalnya bak mandi, bak air minum, penampungan air buangan dispenser, kaleng bekas berisi air hujan, ban bekas, pelepah tanaman, dan lain-lain. Kebiasaan lain nyamuk demam berdarah adalah menggigit di siang hari, terutama pagi dan sore hari.



Seringkali, kita tidak menyadari, bahwa di dalam rumah atau di sekitar rumah kita ternyata ada wadah-wadah yang menampung air yang menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes. Oleh karena itu, dibutuhkan selalu kewaspadaan agar tak ada tempat air yang dapat menjadi sarang nyamuk.



Penyemprotan, efektifkah?



Selama ini, banyak diantara kita menganggap bahwa tindakan utama dalam mencegah demam berdarah adalah penyemprotan. Rasanya, kita baru puas, jika rumah atau kampung kita sudah disemprot oleh petugas kesehatan. Padahal kenyataannya, setelah beberapa hari disemprot, nyamuk demam berdarah mulai bergentayangan lagi untuk mencari korban baru.



Mengapa demikian? Karena penyemprotan hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan telur dan larva (analog dengan kepompong) nyamuk tidak terpengaruh. Telur dan larva inilah yang kemudian akan menetas dan menjadi nyamuk baru yang siap menjadi perantara penularan virus demam berdarah.



Jadi harusnya bagaimana?



Jalan terbaik adalah dengan memberantas nyamuk sejak masih berupa telur atau larva, yaitu dengan menghilangkan tempat perindukannya. Caranya sederhana, hanya dengan gerakan 3M plus, yaitu menutup tempat-tempat air, menguras penampungan air satu kali seminggu, mengubur kaleng atau wadah bekas yang dapat menampung air. Plusnya adalah dengan menggunakan bubuk abate, ikan pemakan jentik, dan langkah-langkah lain yang dapat memberantas jentik.



Perlu diingat bahwa sifat gerakan 3M harus massal, yaitu semua orang yang ada di suatu wilayah harus melakukan gerakan secara bersama-sama. Jika satu atau beberapa rumah tangga tidak melakukannya dan rumah atau lingkungannya terdapat tempat perindukan, maka nyamuk demam berdarah tetap bisa berjangkit. Bukan saja menyerang si pemilik rumah tapi juga tetangganya yang dengan setia melakukan 3M plus. Mengapa demikian? Karena nyamuk tidak mengenal sistem teritorial rumah!