23 Juni 2012

Imunisasi Haji, Mengapa Perlu?

Sebelum berangkat ke tanah suci, jamaah haji mesti mempersiapkan segala sesuatunya. Baik psikis, spritual, maupun fisik. Untuk fisik, selain menjaga kebugaran tubuh, juga penting untuk melindungi diri dari penyakit yang potensial menyebar di tanah suci.



Salah satu penyakit serius yang kerap menginfeksi jamaah haji adalah meningitis. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria meningitidis . Kuman ini berbahaya karena dapat merusak selaput otak dan sum-sum tulang belakang. Pada sebagian kasus, dapat berakhir degan kematian.



Sejatinya, Neisseria meningitidis tidak dijumpai di Indonesia. Kuman ini banyak menginfeksi orang-orang-orang di Afrika Sub-Sahara, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Selandia Baru. Ketika semua orang yang berasal di daerah tersebut berkumpul di tanah suci dan bergabung dengan orang-orang dari negara lain, termasuk Indonesia, maka dapat terjadi penyebaran. Bahayanya lagi, bukan hanya jamaah haji sendiri yang dapat terkena, tapi juga jamaah haji dapat menjadi pembawa. Artinya, ketika pulang ke tanah air, jamaah haji membawa serta kuman Neisseria meningitidis dan menjadi sumber penularan bagi orang sekitarnya.



Imunisasi Haji. Nah, agar terlindungi dari infeksi Neisseria dan agar tidak menjadi pembawa, maka tubuh seorang jamaah haji harus kebal Neisseria. Caranya dengan suntikan vaksin meningitis.



Seorang jamaah haji yang sudah diimunisasi, tubuhnya akan membentuk antibodi yang berfungsi menghancurkan kuman Neisseria begitu kuman berusaha masuk ke dalam tubuh. Agar efektif, vaksin harus diberikan paling minimal 10 hari sebelum keberangkatan. Hal ini penting untuk memberi waktu bagi tubuh membentuk antibodi dalam jumlah cukup.



Demikian artikel 'Imunisasi Haji' ini, semoga bermanfaat :)