Bakteri TBC menular melalui percikan ludah, yang keluar saat penderita TBC batuk, bersin, atau meludah. Nah, percikan halus yang mengandung bakteri TBC akan melayang-layang di udara dan secara tidak sengaja terhirup orang lain. Jika orang tersebut tidak mempunyai kekebalan, misalnya tidak pernah diimunisasi BCG, maka ada kemungkinan dia akan tertular.
Jika diobati, penyakit Tuberkulosis TBC bisa sembuh
Gejala penyakit TBC adalah batuk berkepanjangan, beberapa minggu atau bulan. Dahak yang keluar saat batuk kadang-kadang bercampur darah. Selain itu, penderita sering merasa meriang dan berkeringat di sore dan malam hari. Jika sudah parah, penyakit tuberkulosis TBC akan menyebabkan sesak napas, berat badan turun, muka pucat, atau nyeri dada.
Penyakit TBC sangat berbahaya, terutama jika tidak segera diobati. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru parah, sehingga penderita kesulitan bernapas. Selain itu, bakteri TBC juga dapat menyebar ke organ lain seperti otak, ginjal, dan tulang belakang. Penyebaran ke organ vital tersebut biasanya berakibat fatal. Bahaya lain adalah infeksi oportunis oleh bakteri, jamur, atau virus.
Walaupun berbahaya, jika diobati dengan benar maka penyakit tuberkulosis TBC dapat sembuh sempurna, terutama jika kerusakan paru masih sedikit. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik kombinasi, yaitu rifampisin, INH, pirazinamid, dan etambutol. Obat harus diminum sesuai jadwal, ada yang setiap hari, ada yang tiga kali seminggu, selama 6 bulan lamanya. Bagaimana dengan biaya? Jangan khawatir, penderita TBC cukup datang ke puskesmas, kemudian diperiksa dahaknya. Jika terbukti kena TBC maka akan diobati sampai tuntas secara gratis. Tidak perlu bayar. Koq bisa? Ya, karena obat-obat TBC disubsidi oleh pemerintah.
Jadi, jika curiga kena TBC, segera ke puskesmas.
Semoga bermanfaat :)
